HERALDMAKASSAR – Integritas Moh Ramdhan Pomanto (Danny) sebagai mantan Walikota Makassar dipertanyakan oleh sejumlah pakar dari dua universitas. Danny dinilai kurang menunjukkan bukti integritas yang baik selama menjadi pejabat publik.
Isu ini mencuat dalam diskusi bertema Bedah Integritas Calon Walikota Makassar 2020 yang digelar Komunitas Wartawan Politik Sulsel di Warkop Aleta, Toddopuli, Minggu (22/12/2019).
“Bicara integritas berarti bicara tentang komitmen, konsisten, dan konsekuen. Dan itu bisa ditelusuri melalui rekam jejak digital yang ada,” kata pakar kebijakan publik dari STIA LAN Makassar, Dr Alam Tauhid Syukur.
Menurutnya Danny kurang komitmen dalam memenuhi janji-janji politiknya. Danny gagal menepati janji membawa Makassar menjadi kota dunia.
“Misalnya janji tentang, tempat sampah gendang dua dan pete-pete smart. Beliau itukan sudah membuat haltenya. Satu halte kurang lebih menghabiskan Rp.600 juta. Ini kan tidak diimplementasikan dengan baik sehingga tidak jalan sampai periodenya berakhir. Ini kan kerugian negara!” tegas Alam.
Dr Jayadi Nas, pakar politik pemerintahan dari Universitas Hasanuddin, juga berpendapat sama. Menurutnya integritas kepemimpinan Danny di periode pertama perlu dievaluasi.
Misalnya program kanal wisata, selain gagal, program pembangunan kanal itu juga bukan ranah pemkot, tapi kewenangan pemprov. Mungkim dia kurang membaca undang-undang, sehingga salah dalam menjanjikan sesuatu yang bukan kebijakannya,” tambah Jayadi.