HERALDMAKASSAR — Punya atlet berprestasi dan berbagai komunitas yang menyebar di sejumlah klub, perkembangan olahraga triathlon di Sulsel masih jalan di tempat. Pasalnya, organisasi belum terbentuk, figur ketua juga masih dicari.
Padahal, pengurus provinsi adalah salah satu syarat sebuah kesinambungan prestasi. Mendapat pengakuan dari Komite Olahraga Nasional (KONI) sekaligus lebih leluasa menggelar event berkelas nasional dan internasional.
“Sudah setahun lebih kami mencari figur ketua. Banyak nama yang disodorkan, tapi belum ada yang tepat,” aku Said Assegaf, satu pelopor triathlon di Sulsel, Selasa, 14 Mei.
Menurut Said, kriteria ketua Umum Federasi Triathlon Indonesia (FTI) Sulsel cukup berat. Berbeda dengan cabor lain, ada tiga cabang yang harus diwadahi; lari, renang, dan balap sepeda.
“Kemampuan mengelola organisasi harus kuat. Visi juga harus jelas, karena kualitas atlet Sulsel sangat diperhitungkan daerah lain. Ketua umum yang akan mengarahkan mereka nantinya,” jelas Said.
Setelah berbagai masukan, pilihan pemerhati triathlon jatuh pada Sukriansyah S Latief. Menurut mereka, UQ, sapaannya, adalah figur terbaik memimpin FTI Sulsel.
“Seorang pekerja keras dan punya kepedulian tinggi. Semua sudah sepakat, hanya menunggu lampu hijau dari beliau,” harap Said.
Menanggapi hal ini, UQ mengaku masih mempertimbangkan banyak hal. Mengelola organisasi, apalagi olahraga, butuh keseriusan. Prestasi atlet jadi taruhan.
“Saya masih mempertimbangkan tawaran tersebut. Jika ada figur lain tidak ada salahnya. Tetap kita dukung. Meskipun tidak masuk dalam jajaran pengurus, kita tentu ingin selalu berbuat yang terbaik untuk daerah,” tutur mantan wartawan yang kini menjadi salah satu kandidat walikota Makassar 2020 tersebut. “Tapi kalau itu amanah, saya terima,” tegas UQ. (*)