HERALDMAKASSAR.com – Menyikapi Surat Keputusan (SK) Rektor mengenai skorsing 19 mahasiswa UIN Alauddin Samata-Gowa terkait bentrok antar fakultas beberapa bulan yang lalu, mantan Ketua BEM Fakultas Syariah dan Hukum periode 2005-2006, Taqwa Bahar ikut angkat bicara.
Menurut dia, pihak rektorat melakukan kejahatan akademik, bahkan sikap tersebut memperlihatkan prilaku bar-barian dari elite kampus berjargon peradaban tersebut.
“SK ini semakin memperlihatkan kegagalan UIN dalam menyelesaikan masalah internalnya, apalagi bentrok antar fakultas terjadi bukan karena keinginan sekelompok orang melainkan melibatkan banyak pihak, namun yang disanksi hanya beberapa orang saja,” ungkap Taqwa kepada wartawan, Selasa (30/4).
“Kalau mau fair copot juga pejabat terkait yang membidangi masalah kemahasiswaan, jangan hanya mahasiswa yang disalahkan,” tambah Taqwa menegaskan.
Taqwa menyarankan agar Rektor sebaiknya fokus mengurusi masalah internal, seperti baru-baru ini polemik pemilihan Rektor UIN disinyalir melakukan jual-beli jabatan. “Sebaiknya rektorat konsen mengembalikan nama baik UIN yang sempat tercoreng akibat pemberitaan miring tersebut,” jelasnya.
Selain itu, sejumlah masalah lainnya juga terbaikan, misalnya pembangunan Rumah Sakit UIN yang mandek dan tidak jelas kapan diresmikan.
“Itu semua permasalahan urgensif yang mesti diselesaikan di internal kampus sebelum KPK melakukan inspeksi dan memeriksa semua yang dianggap bertanggungjawab,” tutup Taqwa.
