HERALDMAKASSAR.COM – Seminar SDGs dirangkaikan dengan Rapat Kerja Asosiasi Pemerintah Seluruh Indonesia (APEKSI) Komisariat Wilayah (Komwil) VI Sulampua (Sulawesi, Ambon, Papua) Tahun 2019 di Kota Palopo yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Walikota Palopo, Sabtu 6 April 2019.
Keynote Speaker Manajer Pilar Pembangunan Lingkungan (Sekretariat SDGs BAPENAS RI ), Rahman Kurniawan menyampaikan tentang gambaran potret keberhasilan Kota didalam implementasi SDGs.
TPB/ SDGs (Sustainable Development Goals) telah disepakati dalam sidang Umum PBB pada bulan September 2015, yang mencakup 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), ada 169 target dan 241 indikator spesifik.
TPB/SDGs berkelanjutan diformulasikan untuk menyempurnakan MDGs. Dimana MDGs berfokus pada pembangunan manusia, TPB/SDGs meliputi pembangunan manusia, ekonomi, dan lingkungan.
“Mencermati komplitnya tujuan SDGs, menandakan bahwa ada komitmen kuat dari PBB meneropong berbagai persoalan yang terjadi di setiap Negara”.
Untuk mengimplementasikan target SDGs, telah dikeluarkan peraturan Presiden No.59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Oleh karenanya diperlukan kerja berkesinambungan untuk mensukseskan agenda tersebut.
Tantangan Utama Pelaksanaan SDGs yaitu memastikan penerapan prinsip inklusif, data base yang komprehensif dan terintegrasi, serta Integrasi program seluruh pemangku kepentingan.
Sementara Keterlibatan 4 Platform SDGs yaitu DPR – World Parlimentarian Forum, . BPK- Intosai, BAZNAS – Fiqih Zakat on SDGs Filantropi Festival CSO, Pedoman Kemitraan SDGs, Tanoto Foundation SDGS Academy.
Pada kegiatan seminar APEKSI beberapa pemaparan yang disampaikan oleh beberapa Narasumber yaitu diantaranya:
Pemaparan Walikota Gorontalo, HI. Marten A.Taha., SE., M.Ec., Dev menyampaikan sebelum menyusun SDGs sudah ada dalam RPJMD untuk pencapaian SDGs tersebut. Di kota Gorontalo sendiri, ada program unggulan dalam rangka untuk menurunkan angka kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan mengurangi pengangguran.
“Yang Konsep dasarnya dinamakan dengan program kartu sejahtera yang diterbitkan oleh pemerintah Kota Gorontalo. Terutama sektor bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, infrastruktur”.
Diungkapkannya, 8 program gratis lahir sampai mati, seperti gratis biaya persalinan & Ibu melahirkan, pengurusan KTP/ KK segala yang berurusan dengan identitas WN, gratis biaya jenjang pendidikan semua masyarakat diberi akses untuk masuk pada jenjang mulai tingkat SD-SMA, gratis biaya kesehatan masyarakat, gratis Biaya Nikah, Gratis Bantuan Usaha Mikro, Kecil & Koperasi, gratis bantuan ambulance & biaya pemakaman.
Dimana strategi pencapaiannya yaitu bagaimana layanan kartu sejahtera bisa di nikmati masyarakat, sehingga ketika mereka membutuhkan pelayanan segera mengakses dan cepat mendapatkan pelayanan yang terdapat dalam program kartu sejahtera.
Mewakili Walikota Ambon, Steven Dominggus Kabag Tata Pemerintahan Kota Ambon, menjelaskan latar belakang kerjasama sister city Ambon -Vlissingen yaitu adanya hubungan historis orang Maluku dan belanda, kemiripan kondisi geografi dan demografi kota Ambon dan Belanda, serta karena problematika persampahan Kota Ambon.
“Misinya memperkuat harmonisasi sosial, meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan nilai spiritual, memberdayakan ekonomi keluarga”.
Dimana di Kota Ambon sendiri, Kerjasama sister city Ambon – Belanda yaitu Pendidikan, pariwisata, kesehatan, Seni dan olahraga. Dan Kerjasama sister city Ambon – Darwin
Bidang pendidikan, pariwisata, tenaga kerja
Departemen Responsibility Badan Informasi Geospasial (BIG) Pusat Yudith Octora Sari menyampaikan tentang pemanfaatan informasi Geospasial untuk mendukung pembangunan daerah secara tepat dan akurat
“Informasi Geospasial (IG) merupakan satu alat dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dalam pelaksanaan kegiatan lapangan”.
IG juga dapat menyajikan informasi yang diperlukan dalam penanggulangan bencana, pelestarian lingkungan dan perencanaan pembangunan. Dalam konteks KEBIJAKAN SATU PETA, informasi geospasial dapat mengurangi potensi konflik yang sering terjadi.
Didampingi ibu Sri Lestari membahas terkait layanan kerjasama Geospasial dengan Luar Negeri, Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Walikota Palopo, Drs.HM.Judas Amir memaparkan bagaimana melayani & memandirikan warga, praktik baik dari Kota Palopo.
“Kota palopo terdiri dari 9 kecamatan dan 48 keluraha”., Menginformasikan bahwa perekonomian Palopo tumbuh 7,18% pada tahun 2017 lalu”.
Dengan mengusung tema Palopo Kota maju, inovatif dan berkelanjutan. Tema ini sangat relevan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan kali ini disampaikan tentang 4 hal, Praktik baik kota Palopo meliputi
1. Suntik air (inisiatif baru dalam menjamin ketersediaan pasokan air bersih bagi warga Kota Palopo).
2. Mal Pelayanan Publik (program yang menjamin pelayanan perizinan berjalan secara prima dan terintegrasi).
3. Prigram Seribu Kandang (Ikhtiar peningkatan dan pendapatan warga serta mendukung program sateli ayam)
4.Penuntasan Kawasan Kumuh (Kolaborasi aktif berbagai stakeholder dalam pencapaian 0% kumuh).
Dilanjutkan penyerahan plakat dari Pemerintah Kota Palopo oleh Walikota Palopo, Drs. HM. Judas Amir kepada para Narasumber seminar APEKSI.
Selain itu, penyerahan plakat dari Pemerintah Kota Palopo oleh Walikota Palopo, Drs.HM. Judas Amir kepada para Delegasi Anggota APEKSI Komwil VI.
Seminar APEKSI Komwil VI dihadiri pula Utusan dari mewakili Gubernur Sulawesi Selatan, Ir. H. Salim MM Asisten Pemerintahan Prov. Sulawesi Selatan, Wakil Walikota Palopo, Ir. Rahmat Masri Bandaso, dihadiri 14 perwakilan Kota dari 17 peserta, dimana 3 daerah tidak dihadiri Walikota maupun perwakilannya yakni Kota Mobagu, Kendari, dan Kota Jayapura, Ketua Asosiasi Dosen Perguruan Tinggi Swasta se-Tanah Luwu, Dr. Suaedi Fachruddin sebagai moderator, para pimpinan SKPD Lingkup Pemerintah Kota Palopo, Para Pimpinan PD lingkup Pemerintah Kota Palopo.