Indonesiainside.id, Jakarta – Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno kian optimistis menyambut kemenangan pada Pemilihan Presiden 2019. Dukungan rakyat yang terus mengalir dari berbagai pelosok negeri memberikan sinyal akan terjadi pergantian kepemimpinan nasional yang bermula dari tagar Ganti Presiden 2019 sejak satu tahun lalu.
Selain dukungan masyarakat yang membludak di setiap kegiatan dan kampanye pasangan nomor urut 02 ini, ada gerakan donasi masif rakyat mulai dari recehan dalam celengan hingga pecahan ratusan ribu rupiah. Gelombang dukungan kaum milenial hingga emak-emak mengalir deras. Belum lagi gerakan tokoh dari Aksi 212 hingga para tokoh simpul massa ikut menjatuhkan pilihannya kepada Prabowo-Sandi.
Gerakan masif untuk kemenangan rakyat di bawah kepemimpinan Prabowo-Sandi bermuara dari kekecewaan atas kondisi bangsa yang tidak menentu. Harga-harga tidak terkendali, kran impor pangan terbuka lebar, lapangan pekerjaan menghimpit, sektor usaha kecil menengah semakin sulit, dan kebebasan berpendapat dikebiri. Sebaliknya, terjadi ketimpangan sosial antara rakyat kecil dan para elite, kebocoran negara ditaksir hingga Rp2.000 triliun, dan korupsi masih merajalela.
Kondisi tersebut menjadi gunung es yang mendorong terjadinya gelombang besar menuju perubahan. Di mana Prabowo atau Sandi berkampanye, di sana rakyat tumpah. Kekecewaan publik makin menjadi-jadi ketika kegiatan kampanye dipersulit, hoaks diproduksi untuk mengadu domba dan mengerdilkan Prabowo.
Namun rakyat, menurut Prabowo, tidak bisa dibodohi lagi. Tokoh Aksi 212 Bachtiar Nasir menyebutkan, semakin ditekan, rakyat akan semakin melawan. Fenomena itu juga terjadi pada Aksi 212 pada 2 Desember 2016 lalu. Semakin digembosi, semakin bertenaga. Semakin diintimidasi, rakyat semakin melawan. Terjadilah Aksi 212 yang dihadiri hingga jutaan manusia. Fenomena ini terulang menjelang Pilpres 2019.
“Militansi rakyat melahirkan kekuatan multi-effect. Karenanya juga nggak perlu terlalu baperan (bagi pendukung 02) jika mendapatkan kesulitan di lapangan,” pesan Bachtiar Nasir kepada pendukung Prabowo-Sandi.
Jika pada Aksi 212, ada ribuan umat jalan kaki dari Ciamis (Jawa Barat) menuju Monas (Jakarta), pada kampanye akbar Prabowo-Sandi di Jakarta, Ahad (7/4), ada kaum buruh berjalan dari berbagai daerah menuju Senayan, Jakarta.
Aksi jalan kaki dari Surabaya ke Jakarta dilakukan kaum buruh yang tergabung dalam Relawan Rumah Indonesia – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sejak 24 Maret 2019. Dari Bandung, kaum buruh juga jalan kaki menuju Senayan. Mereka digerakkan oleh Presiden KSPI Said Iqbal, Ketua MN KSPI Didi Suprijadi, Deputi President KSPI Muhamad Rusdi, Sekretaris Jenderal FSPMI Riden Hatam Aziz, dan Ketua Umum FSP Farker Reformasi.
Di beberapa tempat, kampanye Prabowo dipersulit. Izin lokasi pendaratan helikopter yang ditumpangi juga kerap dihalangi. Bahkan muncul dugaan penghalangan beberapa kali penerbangan pesawat carter Prabowo saat akan lepas landas atau mendarat. Di Jawa Tengah, izin lokasi kampanye di Semarang dan Solo juga dibuat berbelit-belit.
Sandi mengakui sulitnya mengurus izin kampanye sebagai penantang. Namun menurutnya itu sesuatu yang wajar. “Saya mengalami berbagai tantangan di lapangan tapi itu sah-sah saja, kita memang melawan pemerintah kok. Kita penantang, opponent incumbent-nya pemerintah. Ada beberapa kegiatan saya yang belum dapat izin,” katanya.
Semakin dihalangi, Prabowo-Sandi semakin optimistis menang bersama rakyat. Menyambut kemenangan itu, Prabowo Subianto menyatakan dalam sebuah video singkatnya yang viral di media sosial. Menurut dia, negara yang kaya raya ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemakmuran rakyat, bukan untuk segelintir orang saja.
“Sudah saatnya, Wis Wayahe, Prabowo-Sandi ambil kendali. Kita pastikan lapangan kerja terbuka luas untuk putra dan putri bangsa. Tahun 2019 ini harus menjadi kebangkitan ekonomi rakyat Indonesia. Indonesia menjadi bangsa pemenang,” kata Prabowo dengan visual Sandiaga Uno yang tampil sendirian tanpa Prabowo.
“Sandi, Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan kekayaan alam yang melimpah di dalamnya. Tanahnya subur, alamnya indah, sumber daya manusianya hebat-hebat,” demikian kalimat pembuka Prabowo dalam video yang diviralkan istri Sandiaga lewat akun Twitternya, @nurasiauno, Sabtu (6/4).
“Wis wayahe, sudah saatnya Prabowo-Sandi ambil alih kendali. #IndonesiaMenang,” tulis Mpok Nur, sapaan akrab istri Sandi.
Video itu lalu ditutup dengan pernyataan Prabowo, “Yakin anak-anak muda, kaum milenial kita mampu bersaing dengan bangsain di tengah ketatnya persaingan global. Di bawah kepemimpinan Prabowo-Sandi, rakyat Indonesia menang.”
Penulis:
AZHAR A PAWENNAY