HERALDMAKASSAR.COM – Pengamat Terorisme Yanuardi Syukur yang juga direktur Centre For Islamic and Global Studies (CIGS) Meminta waspadai gerakan terorisme jelang pileg dan pilpres 2019 .
Penulis Buku pengaruh Alqaedah di indonesia ini menyatakan bahwa Isu terorisme dengan pileg dan pilpres ini memang ada, tapi tidak terlihat secara signifikan dalam artian bahwa ada keterangan yang jelas mereka akan melakukan aksi. Akan tetapi, sebagai sebuah kewaspadaan, tetap perlu dilakukan.
Pada titik ini, pihak intelejen memiliki peran yang sangat penting untuk mengantisipasi gerakan ISIS yang sering dilakukan tiba-tiba tersebut.
Faktor keamanan patut untuk diperhatikan menjelang dan ketika pileg serta pilpres. Sebagai antisipasi berbagai kemungkinan, maka semua komponen masyarakat harus bahu-membahu untuk mengamankan hajatan nasional kita yang sangat penting itu.
Teror bisa jadi dilakukan sebagai balas dendam kepada apa yang dilakukan oleh Brenton Tarrant di Selandia Baru yang menembak jema’ah salat jumat dan menewaskan 50 orang. Apa yang dilakukan oleh Tarrant juga bagian dari balas dendam terhadap teror yang terjadi di Eropa yang dilakukan oleh jejaring ISIS.
Artinya, baik teror yang dilakukan oleh jejaring ISIS maupun teroris Brenton Tarrant adalah teror yang saling beresonansi dalam lingkaran balas dendam, saat di temui di salah satu hotel Makassar, (21/3/2019)
Diketahui diwilayah sulsel sendiri sudah berbagai gerakan yang dilakukan oleh terorisme diantara nya peristiwa terorisme yang terjadi di Sulsel ,Bom MC Donald Mall Ratu Indah dan NV HAJI KALLA pada tanggal 5 Desember 2002, Bom Sappoddo di Palopo, Bom pipa yg dilemparkan ke pak syahrul sebagi calon gubernur pada pilkada sulsel 2013 yg lalu. Dimana jaringan yang berafiliasi kelompok yang terkait dengan kejadian tersebut kemungkinan masih ada di sulsel.
Kita berharap pada hajatan bangsa April nanti tidak ada teror. Maka dari sekarang kita semua harus memperhatikan lingkungan masing -masing walaupun tidak harus menaruh curiga kepada orang lain.