HERALDMAKASSAR.com – Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, meminta kepada pengurus dan anggota Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI), agar menggalang sinergitas dengan pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota. Pelaku industri pariwisata di Sulsel harus berpacu mengembangkan kreativitas untuk merebut pangsa pasar wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Menurut Nurdin Abdullah, daerah-daerah lain berani giat membenahi sektor pariwisata dengan membangun infrastruktur dan mengembangkan koneksitas. Ia optimistis, sektor pariwisata di Sulsel, akan maju pesat karena daerah ini memiliki potensi destinasi seperti pantai, budaya, dan keindahan alam.
“Budaya dan keindahan Toraja itu hanya satu di dunia,” kata Nurdin Abdullah pada Pembukaan Musda PHRI Sulsel, di Hotel Claro, Sabtu (16/3).
Membangun sektor pariwisata, lanjutnya, harus didukung infrastruktur. Saat ini, Pemerintah Sulsel sedang giat memperbaiki infrastruktur perkotaan, pedesterian di kota-kota di Sulsel harus dibangun dengan standar dan didesain yang bagus dan sama.
“Tidak ada lagi nanti kota yang tidak bagus dan kota yang jorok. Semua sama,” jelasnya disambut tepuk tangan peserta Musda PHRI Sulsel.
Gubernur mengatakan, pemerintah provinsi telah menyiapkan anggaran Rp 300 miliar untuk bantuan daerah bawahan. “Pemerintah daerah silahkan berinovasi,” tambahnya.
Iapun meminta kepada pengurus PHRI untuk menggalang sinergi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten. Menurut Nurdin, untuk memajukan sektor pariwisata, provinsi siap menjadi pelayan kabupaten dan kota. “Bukan saingan kabupaten dan kota,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Gubernur Sulsel, menawarkan potensi destinasi Danau Matano di Luwu Timur dan permandian air panas di Lejja Kabupaten Soppeng, agar menjadi perhatian.
Bupati Bantaeng 2008 – 2018 ini meminta pengurus dan anggota PHRI Sulsel membangun hotel dengan fasilitas kolam air panas di Lejja. “Itu wisata sehat. Saya yakin banyak yang akan berkunjung ke Lejja,” katanya.
Sektor lain yang erat kaitannya dengan pengembangan wisata di Sulsel, Gubernur telah melobi manajemen Garuda agar membuka penerbangan langsung ke luar negeri dari Makassar. Hasilnya, Manajemen Garuda, telah memutuskan bahwa mulai Juni 2019, dimulai penerbangan langsung Makassar-Tokyo Jepang.
“Penerbangan tahap awal, Garuda memberi jatah 50 seat dengan tiga kali penerbangan tiap pekan,” terangnya.
Untuk menunjang penerbangan langsung dari Makassar ke luar negeri pada tahun-tahun mendatang, menurut gubernur, Bandara International Sultan Hasanuddin akan diperlebar dan dipisahkan antara tempat penerbangan lokal dan penerbangan internasional. (*)