HERALDMAKASSAR.COM – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin menggelar rapat kerja tahunan yang dilaksanakan di Kota Parepare 20-22 Desember 2018. Rapat kerja ini lebih menekankan bagaimana memperkuat sinergitas di era revolusi industri 4.0.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh Dekan FKM Unhas, Dr. Aminuddin Syam, SKM, M.Kes., M.Med.Ed. beliau menyampaikan beberapa hal baik yang berkaitan dengan bidang akademik, riset dan inovasi; perencanaan, keuangan dan sumber daya; kemahasiswaan, alumni dan kemitraan maupun penjaminan mutu.
Dalam bidang akademik misalnya yang perlu diatasi adalah penjadwalan dosen dalam pengajaran pada mahasiswa S1, S2 dan S3. Dalam bidang perencanaan, keuangan dan sumber daya misalnya perbaikan fasilitas ruangan perkuliahan, dukungan sarana dan prasarana. Selanjutnya dalam bidang kemahasiswaan, alumni dan kemitraan yang perlu diperkuat adalah aspek kepemimpinan mahasiswa terutama terbentuknya senat mahasiswa universitas, peningkatan prestasi mahasiswa, peningkatan dukungan alumni dan bagaimana memperkuat jaringan kerjasama. Demikian halnya masalah yang berhubungan dengan penjaminan mutu.
Ketua panitia, Muhammad Rachmat, SKM, M.Kes. menyampaikan bahwa rapat kerja yang dilaksanakan di Pare ini merupakan lanjutan dari pra raker yang dilaksanakan di fakultas. Oleh karena itu, kita berharap diskusinya lebih mudah dan terarah dan lebih produktif.
Ketua tim pengarah, Ansariadi, SKM, M.Sc.PH, PhD yang juga sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik, Riset dan Inovasi lebih mengarahkan kepada peserta raker untuk melakukan brainstorming. Para dosen senior terutama para dekan pada masanya bergantian menyampaikan masukannya. Misalnya Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli, M.Kes., menyarankan program PERMATA yaitu program student exchange dalam negeri misalnya mahasiswa FKM Unhas ke UI atau Unair, UNDIP atau sebaliknya; perlunya penelitian diikuti dengan pengabdian masyarakat. Prof. Dr. Tahir Abdullah, MSc., MSPH menyarankan perlunya pendidikan Bekasi D3 Reproduksi Sehat, pembangunan kantin sehat dan pelibatan alumni dalam kegiatan PBL.
Dosen lainnya yang menyampaikan masukan misalnya Prof. Dr. dr. Alimin Maidin, MPH yaitu perlunya kembali melanjutkan dan mengembangkan student exchange yang pernah dilakukan sebelumnya misalnya dengan Meio University, Okinawa, Khonkhain University dan perlunya penguatan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa.
Selanjutnya Prof. dr. Veni Hadju, MSc., PhD mengusulkan kerjasama luar negeri program unggulan Dikti misalnya program SAME dimana dosen bisa ke luar negeri pada universitas mitra. Output nya adalah terbitnya publikasi Scopus Q4. Menurut beliau, saya kira persyaratan ini tidak terlalu sulit.
Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thaha, MSc juga menyampaikan perlunya pendidikan vokasi yang lebih spesifik, misalnya D3 pengendalian Stunting, perlunya pengembangan kerjasama dengan perusahaan dan juga hal yang menarik yang beliau sampaikan adalah bahwa tidak ada uji kompetensi bagi pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat.
Dalam rapat kerja tersebut, Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes., MSc.PH menyarankan perlunya dibentuk pendidikan profesi kesehatan masyarakat memenuhi kerangka kualifikasi nasional level 7 dan juga tuntutan undang-undang tenaga kesehatan.
Diskusi sangat dinamis, dan agenda rapat kerja akan dilanjutkan hari berikutnya dengan pembagian komisi dan bidang sesuai dengan yang telah ditetapkan.