HERALDMAKASSAR.com – Staf Ahli Bidang Kemaritiman Menteri Pariwisata, Ni Wayan Giri Adnyani menyelenggarakan Focus Group Discussion dengan tema Strategi Prioritas Pengembangan Wisata Bahari untuk mengumpulkan informasi, data, peluang maupun tantangan tentang program yang telah dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga terkait dalam pengembangan wisata bahari dan juga menghasilkan rekomendasi strategi yang tepat untuk dikembangkan kedepan.
FGD berlangsung pada hari Kamis, 29 November 2019 di Gammara Hotel, Makassar yang dihadiri Kementerian Hukum dan HAM, Ditjen Bea Cukai, Kemenkomaritim, Ditjen Perhubungan Laut, Ditjen Imigrasi, perwakilan asosiasi (ASDP Indonesia Ferry, PADI), Pelindo dan perwakilan akademisi dari Poltekpar Makasssar dan Universitas Hasanudin.
Acara tersebut dibuka secara resmi pada pukul 08.00 WITA oleh Staf Ahli Bidang Multikultural, Esthy Reko Astuty. Pada kesempatan itu, Astuty menyampaikan beberapa penekanan mengenai peran lembaga pendidikan khususnya Poltekpar Makassar sebagai centre of excellent wisata bahari dan juga para millenials untuk turut berperan aktif dalam pengembangan wisata bahari di Makassar sebagai salah satu destinasi wisata bahari yang sangat potensial di Indonesia.
Bertindak selaku keynote speaker dalam FGD ini adalah Prof Indroyono Soesilo yang merupakan Tenaga Ahli/ Ketua Tim percepatan Wisata Bahari dimana dia menjelaskan tentang upaya-upaya maupun capaian yang dilakukan dan diraih dalam pengembangan wisata bahari sebagai penyumbang kunjungan wisman sebanyak 4 juta di tahun 2018.
“Penyelenggaraan event-event internasional yang berkaitan dengan wisata bahari patut terus digencarkan seperti Wonderful Sail to Indonesia dan juga program 10 pro event yang sukses menyedot perhatian 6 juta viewers yang ditayangkan secara langsung di dunia maya dan tentu saja hal-hal tersebut perlu lebih digencarkan secara massive karena potensi untuk mendatangkan wisman sangat besar dan memperkenalakan kekayaan bahari Indonesia ke mata dunia,” paparnya.
FGD tersebut juga menghadirkan tiga orang pembicara lainnya yaitu Ni Wayan Giri selaku host acara, Alexander Reyaan selaku Asdep Wisata Alam dan Buatan, Kemenpar dan juga Rusman Hariyanto selaku Kasubdit Wisata Bahari dan BMKT, Direktorat Jasa Kelautan Ditjen Pengelolaan Ruang Laut.
Issue-issue mengenai trend wisata bahari juga merupakan salah satu topik yang dibahas pada diskusi panel ketiga narasumber, menurut mereka yang sedang menjadi trend sekarang adalah mengenai issue kapal wisata layar (yachts), cruise dan diving yang memerlukan deregulasi dari pemerintah guna menghasilkan dampak positif berupa kunjungan wisman ke Indonesia.
Pengembangan wisata bahari di Indonesia tentu saja tidak luput dari berbagai tantangan baik dibidang regulasi, sumber daya manusia, maupun pengemasan produk bahari itu sendiri. Oleh sebab itu penataan regulasi dan kebijakan-kebijakan deregulasi, pembangunan infrastruktur wisata bahari, aksesibilitas, capacity building SDM dan awareness masyarakat lokal terhadap pariwisata hingga masalah digitalisasi informasi juga harus digarap dengan serius oleh para pemangku kepentingan.
Sebelum diskusi berakhir ada hal yang dianggap sangat perlu dilakukan yaitu sinergi dari PENTAHELIX (Akademisi, Business, Government, Community dan Media) karena dengan adanya sinergi PENTAHELIX yang baik maka diharapkan pencapaian pengembangan wisata bahari di Indonesia melalui konsep sustainable marine tourism yang tidak boleh diabaikan guna keberlangsungan dan juga warisan anak cucu kita di masa yang akan datang serta pencapaian target kunjungan wisman 20 juta di tahun 2019 dapat diraih.