HERALDMAKASSAR.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelenggarakan Anti-Corruption Summit 2018 dengan tema ‘Satu Pikir, Satu Akai Lawan Korupsi’. Fokus pertemuan ini adalah penguatan sistem pusat kajian antikorupsi di tingkat perguruan tinggi.
Wakil Ketua KPK Laode M Syarif yang hadir dalam kegiatan ini mengapresiasi kolaborasi antara perguruan tinggi dan komunitas masyarakat sipil semakin kuat untuk memerangi korupsi.
“Jika perguruan tinggi dan masyarakat sipil berkolaborasi kedepannya korupsi bisa dihapuskan atau tidak ada lagi,” ujar Laode.
Menurutnya, perguruan tinggi berperan memberi pengajaran pendidikan anti korupsi. Katanya, semua lembaga pendidikan bisa mengadakan studi atau pengajaran terkait anti korupsi.
“Pendidikan anti korupsi harus dimulai dari diri sendiri, sikap anti korupsi dimulai dari kecil dalam diri. Misalnya, mencontek ketika ujian. Nah, itu ujian kita harus jujur, kebiasaan siswa mencontek tanpa kita sadari itu adalah perbuatan mencuri,” jelasnya.
Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Husain Syam yang hadir dalam kegiatan Anti-Corruption Summit-3 (ACS-3) ini mengatakan, sebagai salah satu universitas pendidikan, tentu harus mendukung kegiatan yang baik ini.
“Kita sangat mendukung pendidikan anti koruposi dapart diterapkan dalam kampus. Hal ini tentunya agar lulusan yang akan terjun ke masyarakat nantinya, tidak lagi tergoda untuk mengambil yang bukan haknya,” ujar Husain disela-sela kegiatan.
Husain juga berharap, kampus sebagai tempatnya para orang-orang cerdas mampu memberi kontribusi positif dalam hal mendukung langkah-langkah dari KPK, khususnya dalam memerangi tingkat pelaku korupsi.
(HMS/J)