POJOKSULSEL.com, MAKASSAR – Menanggapi pemberitaan dan tuduhan dari pihak lawan politik calon Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan Prof Nurdin Abdullah. Membuat Dirinya angkat bicara.
Prof Nurdin Abdullah mengatakan bahwa Banyak pemberitaan yang dibuat oleh lawan politiknya dan menjadikan Dirinya dituduh melakukan kebohongan terkait rencana ekspor Nikel Industri Smelter di Bantaeng.
“Mereka tidak bisa membedakan antara kebohongan dan penundaan, Mestinya mereka bisa membedakan antara penundaan dan kebohongan serta Korupsi yang merugikan negara,” ungkap.
Prof Nurdin Bupati yang terkenal anti korupsi ini menambahkan, jika yang terjadi di Bantaeng adalah penundaan akibat terjadi kendala teknis.
Selain itu, kata Prof Nurdin Abdullah, kesalahan teknis itu telah dijelaskan oleh pihak swasta dalam hal ini pelaksana.
“Tak ada kebohongan dalam kasus Smelter Bantaeng, yang terjadi hanyalah penundaan karena adanya kendala teknis. Hal ini sudah dijelaskan oleh pihak perusahaan dan mereka telah bertemu dengan saya dan meminta maaf atas penundaan ini,” tutur Cagub dengan latar belakang Guru Besar.
Lebih jauh, Bupati Peraih sederet penghargaan ini membeberkan, jika kasus Smelter tersebut tak pernah menggunakan sepeserpun APBD, apalagi APBN. Selain itu, Pabrik smelter ini juga telah menyerap ratusan tenaga kerja baru.
“Dalam kasus Smelter ini tidak ada uang negara yg dirugikan, karena seratus persen investasi adalah uang swasta,” tutup Prof Nurdin Abdullah.
Mestinya kata Prof Nurdin Abdullah, masyarakat harus melihat lebih jauh melihat persoalan proyek pembangunan di Sulsel yang terbilang terbengkalai atau mangkrak dan menggunakan APDN dan APBN.
“Mestinya jika mau dipersoalkan, ada sejumlah proyek di Sulsel yg dibangun dari uang negara baik APBN maupun APBD yg mangkrak. Ini jelas-jelas merugikan uang negara, tetapi kenapa tidak dipersoalkan? Mereka harus bisa membedakan apa itu penundaan, kebohongan dan kerugian uang negara,” imbuh Prof Nurdin Abdullah.
Sekedar informasi, Pabrik Smelter telah memberikan manfaat bagi banyak sektor baik pemerintah maupun warga setempat. Saat proses penundaan ternyata Pabrik smelter Bantaeng telah menyiapkan 400 tenaga kerja baru orang lokal yang sementara menjalani pelatihan khusus.
Juga, sebelumnya di Bantaeng sendiri telah bercokol sejumlah investasi dari berbagai sektor, seperti pabrik pengolahan jagung, air mineral, hotel, dan pembangkit listrik, dan tidak pernah ada masalah.
(rls/pojoksulsel)