POJOKSULSEL.com, LUWU TIMUR – Komoditas Tanaman Holtikultura sangat berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Luwu Timur. Apalagi karasteristik alam di wilayah ini juga sangat mendukung. Bahkan jika di kelola secara serius, komoditas holtikultura ini bisa menjadi sumber pendapatan ekonomi baru di masyarakat.
Demikian dikatakan Bupati Luwu Timur, HM. Thorig Husler saat menutup secara resmi Diklat Pola Pengembangan Tanaman Holtikultura yang diikuti sebanyak 30 penyuluh pertanian yang dipusatkan di Aula Hotel Sikumbang Kecamatan Tomoni, Jumat (13/07/2018) sore.
Menurut Husler, Pemerintah Pusat saat ini juga terus meningkatkan ekspor tanaman komoditas holtikultura. Husler mencontohkan, berdasarkan data BPS Pusat tahun 2017, komoditas hortikultura yang di ekspor naik tajam, yakni bawang merah mencapai 7.750 ton atau naik 953,5% dibanding 2016 yang hanya 736 ton.
“Itu artinya, prospek tanaman holtikultura kedepan sangat potensial. Oleh karena itu, saya minta penyuluh pertanian tularkan ilmu yang didapatkan saat pelatihan ini kepada petani kita,” ungkapnya.
Orang nomor satu di Luwu Timur ini juga mengatakan bahwa, dirinya juga dulunya seorang mantan penyuluh pertanian di wilayah Papua. “Hampir setiap harinya saya berada di sawah mendampingi petani, memberikan bimbingan dan edukasi,” tambahnya.
Mewakili Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku Gowa, Ferial SP. menyampaikan apresiasi atas perhatian Pemerintah Kabupaten Luwu Timur terhadap pengembangan tanaman holtikultura. Menurutnya, dengan karasteristik alam yang mendukung, Luwu Timur sangat potensial untuk pengembangan tanaman holtikultura.
Kasubid Diklat Teknis BKPSDM Luwu Timur, Ahyar Haeruddin mengatakan, Diklat ini diikuti 30 penyuluh pertanian. Selain materi dikelas, juga diberikan praktek lapangan tanaman hidroponik.
Diklat ini, kata Ahyar, berlangsung selama lima hari dari tanggal 09-13 Juli 2018 yang dikerjasamakan dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku Gowa.
(tommy setiawan/ pemkab/ pojoksulsel)