POJOKSULSEL.com, JAKARTA – Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari mengatakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Yahya Cholil Staquf menjadi pembicaraan bukan karena prestasi. Tapi karena arogansi dirinya yang datang ke Israel dengan alasan memenuhi undangan konferensi hubungan Yahudi-Amerika di Yerusalem, Palestina yang jelas secara langsung atau tidak langsung telah merusak jalan diplomasi Palestina yang telah ditempuh oleh Indonesia sejak lama.
Kharis mengatakan Indonesia baru dapat amanat terpilih menjadi salah satu anggota tidak tetap di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sehingga kehadiran dalam pertemuan tersebut bisa dibuat malu di dunia internasional.
“Belum sempat bekerja (sebagai anggota tidak tetap dewan keamanan PBB, red) kita dibuat malu di depan dunia internasional dengan arogansi seorang Staquf yang notabene anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang menghadiri konferensi Yahudi di Israel,” kata Kharis dalam keterangannya, Rabu (13/6).
Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berharap ada sikap tegas Presiden Joko Widodo terhada Staquf. “Jelas sekali Staquf telah menyakitkan Palestina dan Indonesia bahkan dunia Islam,” tegas Kharis.
Dia menegaskan kembali posisi Staquf yang tidak bisa begitu saja mengatasnamakan pribadi. Namun, secara pasti tidak dapat dilepaskan sebagai anggota Wantimpres.
“Harus ada langkah tegas dari Istana, karena ini jelas membuat blunder diplomasi politik internasional yang kuat dan telah dibangun dalam membersamai Palestina,” ujar Kharis.
Dia menambahkan Istana harus menjelaskan sejelas-jelasnya di mana posisi Presiden Jokowi terhadap langkah Staquf.
Menurut dia, jelas ini blunder diplomasi dan ketidakmampuan Istana menertibkan staf dan orang di sekeliling presiden.
“Sudah clear posisi kita bersama Palestina. Jadi, rusak karena nila setitik yang ditorehkan Staquf. Lihat reaksi Palestina melalui Fatah dan Hamas,” ungkap dia.
Anggota DPR asal Solo ini juga mengingatkan hubungan diplomatik yang kuat dengan Palestina selama ini telah dilanjutkan dengan baik oleh pemerintahan Jokowi melalui langkah-langkah politik luar negeri yang terimplementasi dalam kebijakan kementerian luar negeri yang merupakan mitra kerja Komisi I DPR.
Setiap saat bicara Palestina, menurut Kharis, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan dan mengingatkan terus kepercayaan besar Palestina kepada Indonesia menjadi kunci kepercayaan dari negara-negara Muslim. Sehingga Indonesia memegang posisi penting lobi di dunia internasional. Jangan sampai kepercayaan itu hilang karena nila setitik tadi.
“Siapa pun dan atas nama apa pun seharusnya dia bisa menempatkan diri di mana dan kapan harus mengambil tindakan yang tepat terkait Palestina, apalagi di saat situasi di sana sedang memanas pascatewasnya ratusan warga dan ribuan yang terluka di Gaza,” tutup Kharis.
(jpnn/pojoksulsel)