HERALDMAKASSAR – Keinginan Universitas Negeri Makassar (UNM) membuka program studi Kedokteran makin menemui titik terang. Tahapan demi tahapan terus berjalan.
Yang terbaru, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan visitasi untuk mengetahui kelayakan kampus ini membuka prodi kedokteran.
Visitasi tim Kemenkes berlangsung di kampus UNM Makassar di Parepare, Selasa (7/2). Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan, Dra Oos Fatimah Rosyadi, M.Kes memimpin langsung visitasi di Kampus V UNM, di Kota Parepare.
Tim visitasi diterima Wakil Rektor Bidang Akademik UNM, Prof Dr Hasnawi Haris bersama dengan Tim Task Force Prodi Kedokteran. Kegiatan ini dihadiri langsung Wali Kota Parepare Dr Taufan Pawe bersama Wakil Wali Kota, Pangerang Rahim. Hadir juga Direktur Rumah Sakit Andi Makkasau dan Direktur Rumah Sakit Ainun Habibie.
Rektor UNM, Prof Husain Syam menyambut gembira Visitasi Kelayakan Prodi Kedokteran ini. Rektor mengatakan pihaknya telah berusaha secara maksimal untuk memenuhi kelayakan pendirian Prodi Kedokteran. Penyediaan sarana dan fasilitas pendukung telah dilakukan.
“Dalam waktu yang tidak lama, kami telah menyiapkan ruang kuliah, laboratorium, sumber daya manusia untuk mendukung Prodi Kedokteran ini,” jelas Rektor UNM dua periode itu.
Sementara itu, Prof Dr Hasnawi Haris dalam sambutannya atas nama Rektor UNM, menyampaikan bahwa komitmen mendirikan Prodi Kedokteran merupakan bagian dari partisipasi UNM untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Terkait dengan Visitasi Kemenkes, Hasnawi optimis dapat memperoleh rekomendasi. Mantan Dekan FIS dua periode itu memaparkan bahwa rencana pembukaan Prodi Kedokteran memperoleh dukungan penuh dari Pemerintah Kota Parepare bersama dengan Universitas Hasanuddin sebagai perguruan tinggi pendamping.
“Kami telah berjuang dua tahun untuk menyiapkan pembukaan Prodi Kedokteran. Semoga niat suci ini bersambut dengan rekomendasi Kemenkes,” jelasnya.
Usulan pendirian Prodi Kedokteran UNM ini sejalan dengan kebutuhan dokter di Indonesia yang masih tinggi. Sesuai dengan data Kemenkes, Indonesia masih kekurangan 270 ribu dokter. Khusus di Sulawesi Selatan kebutuhan tenaga dokter mencapai lima ribu orang, sedangkan lulusan dokter yang bisa dihasilkan hanya di kisaran 500-an per tahun. (*)