HERALDMAKASSAR – Anggota DPRD Makassar HM Yunus Hj melaksanakan Reses Pertama Masa Persidangan Pertama tahun 2022-2023. Ada dua kecamatan yang disasar dalam rangka temu konstituen yakni Bontoala dan Tallo, Kamis (1/12/2022).
Diketahui, HM Yunus HJ merupakan perwakilan dari daerah pemilihan (dapil) 2 meliputi Kecamatan Tallo, Ujung Tanah, Sangkarrang dan Bontoala.
“Jadi, tadi ada dua kecamatan. Bontaoala di Jalan Tinumbu Kelurahan Layang dan Tallo di Kelurahan Bunga Ejaya,” tukas HM Yunus HJ.
Dia mengatakan, keluhan masyarakat di Jalan Tinumbu Lorong 148 Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala masih persoalan kebutuhan air bersih. Masalah ini memang selalu disampaikan saat anggota DPRD Makassar turun menjemput aspirasi.
Anggota DPRD Makassar HM Yunus HJ mengatakan pihaknya akan mengawal aspirasi dari warga Dapil 2. Catatan ini diteruskan kemudian menjadi bahan dalam menyusun program kedepan.
“Insya Allah, kita akan perjuangkan di paripurna soal aspirasi warga,” tegasnya.
Termasuk, sambung Politisi Hanura ini, keluhan masyarakat menjadi catatan dalam sistem informasi pemerintah daerah (SIPD). Selanjutnya, aspirasi menjadi program di masing-masing SKPD.
“Tentu ini akan dilihat dari prioritas. Karena anggaran terbatas tapi ditindaklanjuti secara bertahap,” jelasnya.
Terkait aspirasi, Warga Jalan Tinumbu, Asri mengatakan, suplai air bersih atau air PDAM masih minim dikawasan Tinumbu. Harapannya, legislator yang datang bisa menjadi jembatan sehingga air bersih diperoleh masyarakat di Utara ini.
“Tadi itu, masalah utamanya soal air bersih. Ini yang terus kita minta agara suplai air bisa juga diberikan ke warga Utara,” ungkap Asri.
Tak hanya itu, sambung dia, masyarakat juga meminta rehabilitasi jaringan drainase. Utamanya, Jalan Tinumbu lorong 148 yang menjadi salah satu titik banjir di Bontoala ketika masuk musim hujan. Minimal ada pengerukan sedimen.
“Kita minta juga pak dewan agar drainase diperbaiki. Karena setiap musim hujan selalu banjir di lorong 148,” tukasnya.
Sementara, Ketua RW 03 Kelurahan Layang, Salman menyampaikan persoalan adanya aktivitas remaja yang mengisap lem. Keberadannya sangat menggaggu masyarakat. Sehingga, keamanan dari pihak berwajib bisa diturunkan.
“Tadi, saya keluhkan soal keamanan. Depan Madrasah As’adiyah banyak anak-anak pengisap lem nongkrong. Kalau dilarang, mereka melempari warga,” ungkap Salman.
“Itu karena kondisinya gelap, tidak adanya lampu jalan, ini juga kita minta ke pak dewan pengadaan lampu jalan,” tambahnya.
Kalau bisa, sambung dia, pemerintah kota memasang kamera pengawas atau CCTV. Sehingga, jika ada perbuatan atau kejadian dapat termonitor dengan baik.
“Lebih bagus lagi kalau ada CCTV. Karena kalau anak-anak pengisap lem dilarang biasa mereka melempari warga, bahkan biasa kotorannya disimpan depan rumah,” paparnya. (*)