HERALDMAKASSAR.COM – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Demokrat telah menyelesaikan agenda suksesi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di Provinsi Lampung dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Menariknya, nakhoda baru di dua provinsi ini menumbangkan petahana dengan hanya selisih 1 dan 2 suara saja. Mereka diberikan amanah lantaran merupakan pemegang dukungan mayoritas.
Sekadar diketahui, DPP menunjuk Edy Irawan Arief sebagai Ketua DPD Demokrat Lampung. Tidak main-main, Edy mengalahkan petahana dua periode Ridho Ficardo hanya dengan selisih 2 suara. Sedangkan di NTT, DPP Demokrat memilih Leonardus Lelo menggantikan petahana, Jefry Riwu Kore, yang juga Wali Kota Lampung. Petahana tumbang hanya kalah 1 suara.
Politikus Demokrat Sulsel, Japri Y Timbo, menyampaikan penetapan Ketua DPD Demokrat Lampung dan NTT tentunya telah melalui rangkaian tahapan. Mulai dari Musyawarah Daerah (Musda) hingga tes kelayakan dan kepatutan. Mereka yang dipilih merupakan kader terbaik Demokrat.
Ia menyebut penetapan Ketua DPD Demokrat Lampung dan NTT juga membuktikan bahwa proses demokrasi di tubuh partai berlambang mercy berjalan baik. Sempurna.
DPP dalam menetapkan Ketua DPD benar-benar memperhatikan suara akar rumput atau mayoritas dukungan kader dan pengurus di daerah, ditambah dengan kelayakan figur.
“Petahana bukan jaminan dan itu telah diperlihatkan oleh DPP. Alhamdullilah, itu bisa dilihat dari keputusan DPP yang memberikan mandat kepada Bang Edy di Lampung dan Bang Leo di NTT, dimana itu merujuk kepada pemegang dukungan terbanyak. Keduanya mengalahkan Ketua DPD petahana,” ungkap Japri, Rabu (5/1/2022).
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat Takalar itu berdoa agar keputusan DPP itu dapat berlanjut di Demokrat Sulsel, di mana dukungan mayoritas kader dan pengurus kini bukan kepada petahana. Sekadar diketahui, hasil musda lalu, petahana yakni Ni’matullah alias Ulla hanya mengumpulkan 9 suara. Sedangkan, rivalnya yakni Ilham Arief Sirajuddin (IAS) mendulang 16 suara.
“Kami semakin yakin bahwa DPP akan mendengarkan suara dan harapan mayoritas kader dan pengurus Demokrat se-Sulsel. Kami menginginkan adanya penyegaran agar Demokrat Sulsel lebih fresh dan bisa berlari kencang menghadapi Pemilu 2024. Ini bukan persoalan suka atau tidak suka terhadap figur seseorang, tapi murni demi melihat partai kita lebih maju dan berkembang,” tuturnya. (*)