HERALDMAKASSAR.COM – Plt Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulsel, Naoemi Octarina, melakukan evaluasi dan monitoring program kerja Dekranasda 24 Kabupaten Kota se Sulsel.
Ia mendengarkan satu per satu pemaparan program kerja yang telah dilaksanakan tahun ini, dan yang akan dilaksanakan tahun 2022 mendatang, yang disampaikan para Ketua Dekranasda dari 24 Kabupaten Kota, atau yang mewakili.
“Rakerda ini bertujuan mengevaluasi program kita, apa kendala kita, seperti apa solusinya, dan apa rencana kita di tahun 2022 nanti,” kata Naoemi, pada Rapat Kerja Daerah Dekranasda se Sulsel Tahun 2021, yang dilaksanakan di Hotel Claro Makassar, Kamis 9 Desember 2021.
Pada Rakerda yang mengusung tema Pengrajin Sehat, Pengrajin Hebat, Sulsel Jaya, Indonesia Maju tersebut, Naoemi menyampaikan, ada empat poin yang menjadi arahan Dekranas Pusat.
Pertama, harus ada regenerasi SDM atau pengrajin yang unggul, dalam melestarikan warisan dan budaya bangsa. Kedua, daya saing produk kerajinan yang berbasis kearifan lokal namun selera global, melalui inovasi. Ketiga, hubungan dan kemitraan dengan lembaga nasional dan internasional di bidang industri kerajinan. Dan keempat, memperluas akses pasar kerajinan daerah.
“Saya harap, Dekranasda Kabupaten Kota terus berinovasi agar kualitas produk kerajinan yang dihasilkan semakin baik,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Naoemi kembali mengingatkan fungsi dan tugas Dekranasda. Antara lain dalam hal pemasaran serta pembinaan dan pengembangan UMKM.
Ia juga mendorong agar kerajinan yang dihasilkan merupakan hasil kearifan lokal, produk pengrajin tersertifikasi, dan promosi atau marketing produk sesuai dengan era 4.0.
Naoemi mengapresiasi Dekranasda Kabupaten Kota yang telah memiliki galeri IKM dan kurasi. Namun, ia mengingatkan agar tidak hanya fokus pada pemasaran offline, tetapi juga online.
“Jangan terlalu fokus ke offline, tapi fokus juga ke online. Minta bantuan kepada yang ahli, terkait bagaimana melakukan pemasaran online. Ada juga kabupaten yang sudah ada kurasinya, itu sangat bagus, agar yang dipromosikan Dekranasda adalah produk dengan kualitas bagus,” ungkapnya.
Menurut Naoemi, salah satu kekurangan produk kerajinan Sulsel adalah soal branding. Karena itu, branding harus digencarkan, termasuk dengan melibatkan kalangan milenial dalam hal promosi.
Kepada Ketua Dekranasda Kabupaten Kota, ia juga meminta agar dilakukan pembinaan terhadap kaum rentan dan disabilitas, untuk kemandirian mereka ke depannya.
Dalam pelaksanaan program-programnya, Dekranasda tidak hanya bergantung pada anggaran pemerintah, tetapi juga bisa bekerjasama dengan BUMN atau perusahaan, melalui program CSR mereka.
Pada rakerda tersebut, Naoemi juga menyerahkan bantuan peralatan kepada IKM binaan Dekranasda Sulsel. Adapun jenis bantuan yang diberikan, seperti bantuan untuk anyaman lontar, anyaman bambu, kerajinan kulit, sentra jahit dan konveksi.
Kemudian, bantuan peralatan Ikat Lusi, sentra kerajinan batok kelapa, pengolahan ikan asap, hingga peralatan untuk kerajinan sentra asesoris perhiasan pengantin.
Lap. Humas Dekranasda Sulawesi Selatan