HERALDMAKASSAR.COM – Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani menerima Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, diruang kerjanya, Selasa (25/5).
Sekprov Sulsel Abdul Hayat Gani mengaku masyarakat Sulsel sebagai pelaku pengumpul bahan baku daur ulang belum dapat merasakan manfaat ekonomi secara nyata.
“Karena rendahnya harga jual beli bahan baku daur ulang, akibat panjangnya mata rantai pemasaran dari masyarakat hingga ke industri daur ulang sehingga masyarakat belum merasakan manfaat ekonomi secara maksimal,” ungkapnya.
Ia menyebutkan Tata kelola sampah khususnya sampah plastik dan kertas belum terbangun dengan baik.
“Tata kelola sampah khususnya sampah plastik dan kertas belum terbangun dengan baik. Kami berharap, pemerintah lebih cepat melakukan revisi dari PERMEN LH Nomor 13 tahun 2012,” terangnya
Abdul Hayat juga mengaku sangat mendukung upaya KLHK dalam melakukan pengelolaan sampah.
“Karena ini sangat cocok untuk menjawab permasalahan yang ada di Provinsi Sulsel,” ujarnya.
Ia menambahkan permasalahan timbunan sampah plastik dan kertas sangat banyak namun belum termanfaatkan secara maksimal.
“Sangat banyak dan potensial sebagai bahan baku daur ulang. Namun, belum termanfaatkan secara maksimal akibat dari rendahnya collecting rate di masyarakat ” oungkasnya.
Sementara itu, Dirjen PSLB3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengaku tertarik datang ke Sulsel karena daerah ini mempunyai bank-bank sampah yang sangat bagus. Di Makassar, Maros, dan beberapa daerah juga ada dan bagus.
“Saya sengaja memang, ke Sulsel untuk mempresentasikan Indonesia bagian Timur dan ini bisa direplika di daerah lain di Indonesia dengan target tahun 2025 Indonesia bersih,” Ungkapnya.
Ia juga mengaku meminta dukungan Pemprov Sulsel dalam pengelolaan sampah.
” Kami dari KLHK sedang membangun bagaimana bahan baku daur ulang yang berasal dari sampah, yang sebetulnya sumber dayanya sangat luar biasa di Indonesia ini,” tuturnya.
Rosa lebih jauh mengaku, Sulsel memiliki bank sampah yang menjadi tempat masyarakat menyetor sampah yang sudah terpilah, kemudian bisa menghasilkan uang. Sampah yang sudah terpilah tadi, bisa kemudian diambil oleh pengusaha daur ulang.
“Masyarakat dapat uang dari situ, dan perusahaan daur ulang mendapatkan bahan baku sampah yang selama ini 50 persen masih diimpor dari luar negeri,” pungkasnya.