HERALDMAKASSAR.COM – Walaupun saya telah lama di luar negeri, satu yang saya selalu pastikan adalah tetap memberikan perhatian dan kepedulian kepada tanah air, khususnya daerah kelahiran sendiri. Dan karenanya saya selalu mengikuti setiap perkembangan yang terjadi di tanah air dan daerah tercinta.
Di saat-saat musim pilpres atau Pilkada saya juga tidak ketinggalan mengambil hak politik saya sebagai warga negara. Baik hak menentukan pilihan, terlebih lagi hak pilih itu sendiri.
Kali ini saya ingin memberikan pendapat tentang pilihan Walikota dan Wakil Walikota Makassar. Saya merasa Makassar adalah rumah saya sendiri. Maklum sejak tamat SD saya telah tinggal di Makassar dan ber KTP Makassar.
Satu hal yang ingin saya pastikan adalah bahwa pilihan saya kepada salah satu paslon bukan awkward pertimbangan personal interest (kepentingan pribadi). Tapi sebuah kejujuran nurani untuk Kebangkitan dan kemakmuran daerah.
Setelah melalui pendalaman melalui ragam kanal, termasuk melalui diskusi dengan banyak pihak, saya sampai kepada penilaian bahwa harapan untuk Makassar menjadi lebih baik, maju dan kuat sejajar dengan kota-kota besar lainnya ada pada paslon Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (APPI-ARB).
Penilaian ini bukan tanpa dasar. Dimulai dari tinjauan personal (kepribadian), pasangan ini tidak memiliki cacat integritas, apapun itu bentuknya. Mereka berdua tidak memiliki catatan negatif, bahkan dalam gosip publik sekalipun.
Hal pertama yang harus menjadi perhatian penuh Walikota Makassar mendatang adalah tata kelola birokrasi di Makassar. Sejujurnya dalam kurun 5-6 tahun terakhir tata kelolah birokrasi di kota Angin Mammiri nampak kurang profesional. Seringkali jenjang karir dan penempatan pejabat tidak ada kejelasan. Mutasi, promosi dan demosi pejabat semua ditentukan oleh walikota.
Keadaan ini menyebabkan pejabat kehilangan fokus dalam melayani masyarakat. Juga mengalami penurunan drastis dalam produktifitas karena fokusnya ada pada menyenangkan atasan. Padahal harapan kepada pegawai Pemkot tinggi sebagai mesin penggerak pembangunan, khususnya dalam pelayanan masyarakat.
Juga masalah kemacetan, banjir/genangan dan kesemrawutan kota masih menjadi masalah besar. Masih banyak pemukiman kumuh, RTH yang minim (hanya sekitar 11%) sebagai akibat dari tata kota dan pemanfaatan ruang kota yang tidak konsisten. Hal ini disebabkan salah satunya karena belum adanya PERDA RDTR kota Makassar.
Hal lain yang harus menjadi perhatian pemerintah kota ke depan adalah Gini Ratio di kota makassar masih tinggi (0,39). Ini berarti ketimpangan ekonomi di Makassar sangat tinggi. Hal ini sangat paradoks dengan pertumbuhan ekonomi kota Makassar yang cukup tinggi sebelum pandemi Covid 19.
Hal ini juga diperburuk oleh angka kemiskinan dan tingkat pengangguran yang masih tinggi (diatas 60.000 orang miskin dan 12% pengguran sebelum Vandemi Covid 19). Tentu dengan pandemi Covid 19 saat ini pastinya mengalami peningkatan drastis lagi.
Hal lain yang harus menjadi perhatian Pemda Makassar ke depan adalah potensi seni budaya yang semakin terabaikan akhir-akhir ini. Yang sangat terasa juga ada degradasi kultur dan adab Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja yang di masa lalu sangat menjunjung tinggu budaya SIPAKATAU, SIPAKAINGA’ dan SIPAKALEBBI.
Sangat disayangkan akhir-akhir ini kerap kita dengarkan para tokoh, termasuk tokoh politik, saling mencaci maki, berkata dengan kata-kata yang kurang menggambarkan tatakrama kita sebagai orang Timur. Hal ini menjadi penyebab terjadinya krisis keteladanan terhadap masyarakat kota Makassar.
Berdasarkan kepada beberapa pertimbangan tersebut di atas, dan banyak lagi yang lain, saya sebagai pemilih di kota Makassar melihat harapan itu ada pada pasangan APPI-ARB (paslon no. 2).
Harapan saya, paslon APPI-ARB akan menjadi pemimpin yang memiliki komitmen yang tinggi untuk menata kelola pemerintahan secara baik dan profesional. Dengan jiwa saudagar APPI-ARB akan membangun basis ekonomi rakyat serta punya kepedulian dan konsep yang jelas untuk mengatasi Vandemi Covid 19.
Dengan APPI-ARB kita berharap makassar akan kembali bangkit dari ketertinggalan di berbagai sektor kehidupan. Insya Allah!