HERALDMAKASSAR.com – Anggota DPR RI dari Fraksi PKB, Andi Muawiyah Ramli (Amure), turut memberikan ulasan mengenai pelaksanaan debat publik seri pertama Pilwalkot Makassar 2020 di Jakarta, Sabtu (7/11). Dari empat kandidat, pasangan calon nomor urut 3, Syamsu Rizal-Fadli Ananda (DILAN), dinilainya paling unggul dan menonjol dalam memaparkan visi misi dan programnya.
Menurut Amure, ada sejumlah faktor keunggulan DILAN pada debat semalam. Pertama, pasangan doktor dan dokter ini sangat menguasai materi terkait tema ‘Sosial Budaya, Keamanan, Pendidikan, Transportasi, Lingkungan dan Transportasi’. Istimewanya lagi, DILAN langsung menawarkan program solutif atas problematika Makassar yang jadi topik pembahasan.
“Performa DILAN paling meyakinkan pada debat publik perdana. Itu karena pasangan ini sangat menguasai materi, mereka tampil tanpa teks sejak awal. Mereka paham materi soal persoalan kota dan punya program solutif,” kata dia, Minggu (8/11/2020).
Penguasaan materi itu, lanjut Amure, membuat DILAN tampil sangat tenang. Mereka mampu menghadapi pertanyaan panelis maupun ketiga rivalnya dengan baik. Keunggulan lain yang terlihat pada debat semalam, lanjut dia, DILAN tampil sangat kompak sejak awal hingga akhir. Itu menjadi modal menciptakan pemerintahan yang kolaboratif pada masa mendatang.
“Ya DILAN unggul di debat semalam itu karena kompak dan kuasai materi. Kekompakan itu kelihatan mulai di awal pemaparan visi misi, sesi pertanyaan dan tanggapan hingga penutup debat atau closing statement. Mereka saling melengkapi, makanya tak salah bila DILAN disebut paket ideal,” tutupnya.
Sebelumnya, Pakar Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, Samsir Rahim, menyampaikan setidaknya ada tiga fakto keunggulan DILAN pada debat publik perdana. Pertama, tampil paling tenang dan cair. Kedua, paslon usungan PDIP, Hanura dan PKB itu paling menguasai materi dan kehadiran Fadli yang menjadi pembeda.
“Jadi, saya sebagai orang yang paham komunikasi berani menyimpulkan bahwa duet Deng Ical-Fadli Ananda memberi harapan bahwa Makassar bisa punya pemimpin yang tidak sok cerdas, tapi benar-benar cerdas,” tandas mantan aktivis Makassar ini. (*)