HERALDMAKASSAR.com – Tensi politik di Pilkada Makassar 2020 membuat kandidat Wali Kota Makassar nomor urut 1, Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto akhir-akhir ini terus menjadi bahan kritikan oleh sejumlah pihak.
Danny Pomanto dinilai gagal merealisasikan program dan kebijakannya. Utamanya yang berkaitan dengan program smart city. Sebut saja pete-pete smart, halte kapsul, apartemen lorong (Aparong), hingga tempat sampah gendang dua.
Menanggapi itu, Sekretaris Partai NasDem Makassar, Ari Ashari Ilham angkat suara terkait sejumlah kritikan yang mengarah kepada pasangan calon walikota dan wakil walikota Makassar Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi.
Menurut Ari, yang bisa menilai gagal atau tidaknya bukan secara telanjang mata. Tidak bisa juga dinafikkan Wali Kota yang punya penghargaan paling banyak beberapa tahun terakhir adalah Danny Pomanto.
“Jadi kalau dikatakan itu banyak yang belum selesai dari kerja-kerja selama masa pak Danny, kita kasih kesempatan sekali lagi untuk merampungkan semua sehingga program-programnya dapat terealisasi. Setidaknya semasa beliau menjabat banyak perubahan yang ada di kota Makassar. Kita tidak bisa pungkiri itu,” jelas Anggota DPRD Makassar ini, Selasa (20/10/2020).
Ari yang juga Ketua Fraksi Nasdem itu menyatakan dalam kontestasi politik, saling adu gagasan dan mencerdaskan masyarakat harus dikedepankan. Ia memandang, 4 paslon yang maju Pilkada 2020 ini adalah putra-putri yang memiliki kemampuan memimpin Kota Makassar.
“Ayolah kita bersaing dengan ide dan gagasan. Tidak menjatuhkan kandidat yang lain. Karena kandidat panik adalah kandidat yang menyerang. Memang semua orang itu jika menginginkan suatu jabatan seperti mau menelanjangi yang lain,” tukasnya.
Terkait dengan program persampahan TPA Bintang Lima yang tidak terealisasi, Ari berkilah, kesalahan tidak bisa sepenuhnya ditimpakan ke Danny Pomanto sebagai Wali Kota kala itu.
“Kalau masalah sampah kita tidak bisa menyalahkan pak Danny saja karena beberapa walikota sebelumnya pun tidak dapat menyelesaikan TPA ini. Jadi sebenarnya itu menjadi tugas kita bersama antara legislatif dan eksekutif bagaimana menuntaskan terkait TPA ini. Sepintar apapun walikota kalau programnya tertahan di legislatif itu tidak akan bersinergi,” ucap Ari lugas.
“Jadi kalau terkait TPA itu kerdil pikiran kita kalau mengatakan pak Danny gagal dalam menyelesaikan TPA ini,” sambungnya.
Ari menegaskan, Danny Pomanto berkomitmen akan melanjutkan program Smart City tersebut. “Yang jeleknya di Makassar itu kalau ada pemimpin dan ada penggantinya kemudian kita gengsi untuk melanjutkan. Sebenarnya, jika program itu baik dan untuk kepentingan bersama, dianggap layak dan bagus itu seharusnya dilanjutkan. Kenyataannya ketika Pak Danny berhenti programnya juga berhenti. Intinya, program di periode pertama yang kita anggap bagus akan kita lanjutkan,” pungkasnya.