HERALDMAKASSAR.COM – Pengusaha Nasional, Erwin Aksa, menyayangkan kota sebesar Makassar tak memiliki program penataan kota yang jelas dan berkelanjutan.
Secara pembangunan infrastruktur, kota Makassar sejak dipimpin Wali kota, Mochammad Ramdhan Pomanto, periode 2013-2018 tak menunjukan perkembangan yang signifikan.
Bahkan menurut Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang konstruksi dan infrastruktur itu programnya cenderang dibangun tanpa perhitungan yang matang dan pada akhirnya hanya terbengkalai.
Tanpa sengaja salah satu program yang ditemui mangkrak dan tak terurus lagi yakni proyek tempat sampah gendang dua yang berada di Jl H Bau, Senin (19/10/2020).
Awalnya EA akronim nama Ketua DPP Partai Golkar ini rencananya meninjau Apartemen Lorong (Aparong) yang digagas Danny Pomanto di Jl Teluk Bayur, Kelurahan Maccini Sombala , Tamalate.
“Tadi saya mencoba mencari yang namanya apartemen lorong, program dari Danny Pomanto yang katanya itu adalah program unggulan. Saya keliling mencari itu tapi tidak menemukan apartemen tersebut,” tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa Aparong yang digagaskan Danny Pomanto sebenarnya sudah berjalan di kota-kota lain.
“Yang saya tahu dibeberapa kota itu yang namanya apartemen lorong itu istilahnya rusunawa kalau kita sewa, rusunami kalau kita miliki. Program-program ini sudah banyak terjadi di beberapa kota,” terangnya.
“Contohlah DKI mereka sudah bangun ribuan rusunawa, bahkan sekarang rusunami dengan DP 0 persen. Tentunya kita juga berharap bahwa di kota Makassar juga ada tetapi di era Danny Pomanto menjadi wali kota saya tadi mencari dimana itu Rusun, dimana itu apartemen, saya tidak menemukan,” sambungnya.
Setelah itu saat melintas di Jl H Bau, ia melihat tempat sampah gendang dua yang tak lagi difungsikan.
Ia cukup prihatin lantaran proyek tempat sampah gendang dua itu diperadakan dengan menggunakan anggaran APBD namun manfaatnya tak dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Yang saya temukan malah ini gendang dua. Tapi gendang dua inikan APBD saya dengar ada korupsinya, kita lihat berfungsi tidak? Yah tidak karena tidak ada kantong plastiknya,” katanya.
Tidak berfungsinya tempat sampah gendang dua ini lanjut Erwin sebab diperadakan tanpa mempertimbangkan kualitasnya.
Tak hanya itu kekeliruan yang juga hadir yakni Pemkot Makassar di era Danny Pomanto hanya mengandalkan APBD tanpa menggandeng pihak swasta.
“Jadi kita lihat tadi ada sumbangan dari united tracktor (tempat sampah) nah iyu yang bagus, kuat anti karat. Kalau yang ini dilihat modelnya saja sangat tidak layak. Jadi kita harapkan partisipasi dunia swasta ke depan, CSR-CSR untuk membangun tempat-tempat sampah,” paparnya.
Olehnya itu sekali lagi Erwin menegaskan bahwa Danny Pomanto telah gagal memimpin kota Makassar.
“Saya kira tidak ada visi yang jelas dari Danny Pomanto. Tidak punya kemampuan untuk melibatkan swasta akhirnya menggunakan APBD, padahal APBD Makassar itu sangat sedikit cuman Rp 4 Triliyun kasihan masyarakat, lebih baik mereka diberikan bantuan-bantuan agar bisa sejahtera dibanding membangun barang-barang seperti ini yang kemudian dikorupsi,” tutupnya.(*)