POJOKSILSEL.com, MAKASSAR – Setiap tanggal 20 Mei, bangsa kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) kali ini sudah memasuki yang ke-110 dan menjadi momentum perjuangan seluruh rakyat Indonesia yang ditandai dengan kelahiran organisasi Budi Oetomo pada tahun 1908. Para tokoh republik berbondong-bondong memberikan ucapan selamat kepada seluruh rakyat dan mengenang kembali para pendahulu dalam memerdekakan indonesia sebagai bentuk rasa syukur atas jasa mereka.
Juru bicara pasangan calon Prof HM Nurdin Abdullah dengan Andi Sudirman Sulaiman (Prof. Andalan) Haeruddin Nurman mengatakan bahwa Hari Kebangkitan Nasional merupakan bangkitnya semangat Nasionalisme, persatuan, kesatuan dan kesadaran sebagai sebuah bangsa untuk lebih maju melalui gerakan yang sebelumnya tidak pernah ada selama penjajahan.
“Boedi Oetomo adalah sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial yang menjadi cikal bakal gerakan yang bertujuan untuk mengembalikan harkat dan martabat Negara Indonesia,” ungkapnya, Minggu (20/5/2018).
Gerakan yang digagas oleh Dr Wahidin Sudiro Husodo ini bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial budaya namun sejak tahun 1915 organisasi Boedi Oetomo mulai bergerak di bidang politik.
“Contoh politik yang diberikan para pahlawan kita dahulu merupakan hal yang sangat luar biasa. Betapa tidak mereka tidak pernah memberikan kita contoh seperti yang kebanyakan orang kini lakukan misalnya Black Campaign yang baru-baru ini marak menyerang salah satu pasangan calon,” beber Ellu sapaan akrabnya.
Selain itu banyak persoalan yang kian marak dan tak terselesaikan di negeri ini. Salah satu yang paling fundamental adalah praktik Korupsi yang masih saja dilakukan oleh para oknum.
” Harkitnas harus jadi momentum buat seluruh rakyat memerangi korupsi sebab yang membuat bangsa ini tidak maju adalah karena penyakit korupsi. Agar pengorbanan para pendahulu kita tidak sia sia maka kita harus kesadaran dalam mengingat kembali perjuangan pahlawan kita dihari kebangkitan nasional ini merupakan momentum untuk melawan dan memerangi korupsi secara total, siapapun itu yang melakukan korupsi maka kita harus siap untuk melawannya,” tambah Ellu
Lebih jauh, Ellu menambahkan bahwa dalam menyambut pilkada pasa 27 Juni 2018 mendatang kita harus pintar dalam memilih sosok pemimpin agar korupsi tidak lagi terjadi kedepannya.
“Semua masyarakat sudah sangat paham bagaimana kejamnya korupsi yang memiskinkan. Kita perlu sosok pemimpin yang au mengemban amanah rakyat pada pilkada nanti. Pemimpin yang jujur, cerdas dan bersih dari tindak pindana korupsi sedikit pun,” tutupnya
(rilis)