HERALDMAKASSAR.com – Dua bupati di Indonesia ini saling nyindir di media sosial. Yakni Bupati Lumajang Jawa Timur, Thoriqul Haq dan Bupati Bolmong Timur (Boltim) Sulawesi Utara, Sehan Landjar.
Itu gegara video viral Boltim yang “menyemprot” menteri di kabinet Joko Widodo. Dalam video itu, orang nomor satu di Boltim itu menyebut menteri goblok karena mempersulit pengurusan bansos.
Tak lama keudian, Bupati Lumajang Thoriqul Haq kemudian muncul dengan videonya yang seolah memarahi Landjar.
Dia meminta Bupati Landjar tidak menyalahkan menteri karena semua pejabat sudah bekerja keras dalam masa pandemi Covid19 ini.
Thoriq bahkan menuduh dengan balutan dugaan, jika Landjar salah mengurus masyarakat Boltim namun mengkambinghitamkan menteri.
“Hai Bupati Boltim, jangan-jangan anda yang salah urus” kata Thoriqul.
Membalas tudingan itu, Bupati Boltim balik “menampar” Bupati Lumajang. Landjar mengatakan agar Bupati Lumajang tidak menyamakan daerahnya dengan Lumajang. Dia juga menyindir daerah yang dipimpin Thoriqul Haq masih mengoleksi banyak pengemis.
“Lumajang di atas 12 persen miskinnya, banyak peminta-minta, kalau di Boltim tidak ada satu pun. Jadi beda dong,” sindir Landjar.
Landjar meminta, alih-alih mengomentari keluhannya terhadap menteri, lebih baik Bupati Lumajang fokus mengurus rakyatnya. Dia juga kembali menyindir Thoriq yang sudah merasa mengurus rakyatnya dengan baik.
“Bupati Lumajang, anda hanya kasih 5kg (beras), saya minimal 15kg dan saya beri beras premium. Beras premium bupati Lumajang. Anda kasih 5kg udah rasa gede, kalau saya tidak,” tegas Landjar.
Landjar melanjutkan, bantuan pemerintah Boltim kepada masyarakat juga bukan hanya sekadar bahan makanan.
“Bahkan ibu-ibu yang dikasih beras 5kg sama supermie, ditambah Rp2 juta,” katanya lagi.
Bupati Boltim dua periode ini lantas membandingkan data bantuan beras antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Boltim.
“Anda punya sedikit, hanya 23 ton. Saya punya 900 ton beras premium. Saya juga siapkan gula pasir 100 ton, minyak 100 ton, 209 ribu kaleng ikan kaleng,” katanya.
Tak cukup, Landjar membandingkan waktu pemberian bantuan antara Boltim dan Lumajang.
“Anda kasih sedikit, udah (sok pamer) kerja kerja kerja. Kerja apa? Saya sejak 4 April sudah mulai, anda baru mulai sekarang,” sindirnya lagi.
Dia juga mengajari hitungan matematika kepada Bupati Lumajang agar berempati dan tahu kesulitan masyarakat.
“Masyarakat mendapat bantuan Rp600 ribu, namun harus keluar Rp300 hingga 400ribu. Mereka mengurus bolak-balik habis 200 ribu. Untuk mengurus di bank minimal Rp150 ribu,” jelasnya.
Perseteruan dua kepala daerah ini semestinya tidak terjadi. Apalagi di ranah publik. Ditambah lagi rakyat sedang susah akibat corona.
(MANADOPEDIA/AMIR MARUF)