HERALDMAKASSAR – Jelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda), Partai Golkar Sulsel terbelah dua. Ada yang tetap berada di kubu Nurdin Halid, adapula yang memilih jalan berbeda dengan mendeklarasikan Kelompok Pembaharuan Partai Golkar.
Kelompok Pembaharuan ini muncul, menyusul terkuaknya upaya senyap kubu Nurdin Halid untuk memaksakan Kadir Halid atau Hamka B Kady memimpin Partai Golkar. Mayoritas DPD II tidak lagi menginginkan keluarga NH untuk tampil sebagai punggawa di Golkar.
Karena itu, sejulah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II yang dulunya menjadi loyalis Nurdin Halid saat pilgub lalu, kini berbalik arah melawan NH. Bahkan, mereka telah mendeklarasikan Kelompok Pembaharuan ini sebuah cafe di Trans Mal Makassar.
Sebanyak 14 DPD II bergabung di kubu ini. Saat deklarasi, tampak juga hadir mantan bendahara Golkar di era NH, Rusdin Abdullah yang memang telah lebih dulu menyatakan “perang” melawan NH.
DPD II yang hadir diantaranya Bupati Bone, Andi Fahsar Padjalangi (Bone) Taufan Pawe (Parepare), Iksan Iskandar (Jeneponto), Kaswadi Razak (Soppeng), Victor Datuan Batara Toraja, Iskandar Zulkarnain Latif (Sinjai), Hoist Bachtiar (Gowa), Fachruddin Rangga (Takalar), Darwis Bastama (Pinrang) dan Armin Mustamin Toputiri (Palopo).
“Lebih dari separu ketua DPD II inginkan pembaharuan, hari ini ada tiga anggota DPD II yang izin dulu,” kata Muh Natsir pengurus DPD II Golkar Sulsel yang diamankan sebagai juru bicara (Jubir) dalam pertemuan itu.
Kelompok ini menamakan pembaharuan karena mereka prihatin dengan kondisi partai Golkar Sulsel saat ini yang dinilai terpuruk. Saat ini partai Golkar Sulsel dipimpin Nurdin Halid.
“Jika terus dibiarkan seperti ini, Golkar akan semakin terpuruk. Posisitioning Golkar diantara parpol lainnya makin tidak Imbang. Jika terus begini, mustahil golkar akan bisa menang di pertarungan politik manapun, itulah menjadi semangat kelompok ini. Kami Cinta Golkar,” katanya.
(M MA’RUF)
