HERALDMAKASSAR.com – Kerusuhan pecah di Monokwari, Papua Barat pagi hingga siang ini. Negosiasi masih terus berlangsung, dan kondisi belum berlangsung normal.
Berikut fakta-fakta kasus kerusuhan Monokwari:
1. Kronologis
Insiden penyerangan ormas di Asrama Papua di Surabaya dan Malang. Keesokannya, warga Papua tidak menerima karena ada unsur rasis dalam penyerangan di Surabaya dan Malang.
Warga lalu menggelar aksi membakar ban bekas dan meletakkan ranting pohon di sejumlah ruas jalan dalam kota Manokwari.
Aksi tersebut dilakukan dengan cara warga menyebar ke sejumlah jalan sambil membawa senjata tajam dan spanduk.
Mengutip dari siaran Kompas TV, sebagian massa yang membawa senjata tajam menebang pohon untuk memblokade sejumlah ruas jalan.
Yakni Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi dan Jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari.
Tak hanya itu, massa diketahui juga melemparkan pecahan botol dan merobohkan papan reklame serta tiang lampu lalu lintas yang berada di pinggir Jalan Yos Sudarso.
2. Gedung DPRD dibakar
Aksi berlangsung anarkis. Massa membakar gedung DPRD Papua Barat.
Akibat pembakaran itu, sejumlah ruas jalan ditutup.
3. Kondisi Monokwari Lumpuh total
Akibat aksi ini, sejumlah toko dan bank pemerintah tutup. Jalan-jalan protokol juga dipenuhi massa.
4. Dugaan Motif
Insiden rusuh Manokwari diduga merupakan bentuk protes terhadap tindakan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di beberapa daerah, seperti Malang, Surabaya, dan Semarang.
(TIM HERALD)