HERALDMAKASSAR.com – Rektor Universitas Indonesia Timur (UIT) Dr. Andi Maryam, SKM., S.ST., M.Kes., meminta mahasiswa UIT agar memanfaatkan aktifnya kampus dengan baik.
“Saya harapkan mahasiswa menjadikan peluang aktifnya Pangkalan Data (PDPT) dengan segera kembali ke kampus,” ujarnya, Kamis (27/12/2018).
Di sela rapat koordinasi dengan pimpinan fakultas dan program studi, di ruang rapat rektorat, Dr. Andi Maryam, mengingatkan agar mahasiswa dan orangtua tidak menjadikan informasi negatif UIT di media sosial sebagai acuan informasi.
“Informasi yang benar hanya ada di kampus. Media sosial juga tidak semua benar karena banyak yang memakai nama UIT tetapi untuk tujuan negatif,” tegasnya.
Selesai liburan nasional Natal dan tahun baru 2019, dirinya berharap mahasiswa sudah kembali beraktifitas menyelesaikan beban semester yang wajib dijalaninya.
“Ini harus disikapi dengan benar, jangan lagi dengarkan informasi negatif tentang UIT yang katanya tidak aktif, selama ini pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya, juga kegiatan akademik lain,” ujarnya.
Mahasiswa UIT mendapat dispensasi dari Ketua Yayasan Indonesia Timur, Aminuddin, SH.MH. untuk kemudahan pembayaran semester berjalan, sehingga tidak perlu beralasan tidak ke kampus karena uang semester.
“Kami ingin meringankan beban mahasiswa dan orangtua, agar di semester awal 2019 tidak lagi beralasan uang SPP dan BPP,” ujar Aminuddin.
Menyikapi adanya upaya yang sangat aktif oleh sejumlah oknum mahasiswa UIT, untuk memindahkan mahasiswa, dengan iming-iming bebas pembayaran di kampus tujuan, ditepis Aminuddin.
“Untuk itu perlu kami sampaikan bahwa demi menghindari kerugian materi, maupun kredit semester akibat perpanjangan waktu kuliah di kampus yang baru, juga tidak adanya kepastian bebas biaya dari kampus tujuan, maka perlu kami sampaikan bahwa hal itu jangan diteruskan,” ujarnya.
Di tempat terpisah, mantan Humas dan Kerjasama UIT, Zulkarnain Hamson mengatakan “Hingga saat ini kami dari Yayasan Indonesia Timur, dan Rektorat UIT meminta agar bersabar sampai proses reakreditasi sejumlah program studi selesai, dan yudisium bisa kembali berjalan dalam 6 bulan kedepan,” paparnya.
“Pindah kampus tidak kami larang, kami hanya mencegah mahasiswa akan semakin terbebani dengan perpanjangan waktu studi 1,5 tahun atau 3 semester di kampus baru,” pungkasnya.
(NF/rls/HM)