HERALDMAKASSAR.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dibawah kepemimpinan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah (NA) terus melakukan dan mendorong pembangunan secara masif. Salah satu dari 5 program prioritas adalah pembangunan infrastruktur termasuk jalan di daerah terpencil.
Rupanya, NA tidak ingin berlama-lama dengan janjinya untuk segera mempercepat pembangunan di daerah tertinggal atau wilayah terpencil, salah satunya di Kecamatan Seko Kabupaten Luwu Utara.
Keseriusan tersebut NA tunjukkan dengan mendelegasikan Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Provinsi Sulawesi Selatan ke Kabupaten Luwu Utara untuk menemui Bupati Indah Putri, Jum’at (16/11).
Dari pertemuan tersebut, sejak kemarin Sabtu (17/11) mereka menuju ke lokasi di Mabusa, daerah perbatasan Rongkong-Seko melihat kondisi jalan yang ada di sana.
NA pun memposting foto dan di akun Instgramnya terkait aktvitas tim tersebut dan Bupati Lutra Indra Putri, Minggu (18/11). Foto dan video tersebut memperlihatkan jalan yang sulit diakses dan berlumpur.
“Kali ini giliran Seko di Luwu Utara
yang dikunjungi oleh team bersama ibu bupati @indahputri_idp. Seko yang dikenal dengan ojek termahal karena dengan jarak 124 km ditempuh selama 3 hari. Foto2 ini adalah ruas provinsi Sabbang Tallang-Lambiri -Seko Rampi yang masuk dalam prioritas utama dalam pembangunan infrastruktur
jalan bersama dengan beberapa ruas jalan lain di Sulsel. Kondisi Jalan Ini berada Di KM 519, kampung Mabusa,” tulis Nurdin.
Sebelumnya, Koordinator Bidang Infrasturktur TP2D Sulsel, Rudi Djamaluddin, yang memimpin rombongan, diterima Bupati Indah Putri Indriani di ruang kerja Bupati. Dalam pertemuan TP2D Sulsel dan Bupati Lutra membahas terkait percepatan pembangunan akses jalan ke Seko.
“Kunjungan kita kali ini adalah bentuk keseriusan Gubernur Sulsel untuk mempercepat pembangunan daerah tertinggal, khususnya di Kecamatan Seko,” ujar Rudi.
Imbuhnya, mereka membahas tentang beberapa program prioritas Pak Gubernur, terkait Seko dan ada juga rencana pembangunan rest area di Luwu Utara.
“Kemudian kami menyusun agenda untuk masuk ke sana, menelusuri ruas Sabbang-Seko, memang medan paling berat di Mabusa, jadi kita berangkat Sabtu pagi jam tujuh,” sebutnya.
Rudi dan tiga orang anggota TP2D berangkat bersama Bupati, Kadis PU Lutra, di tengah jalan, camat dan lurah setempat bergabung.
Dia menjelaskan jalan yang dilalui sangat berat, mereka mengakses jalan semampunya, walaupun telah menggunakan mobil double cabin dan mobil Jeep Wrangler Rubicon.
“Kita cuma bisa tembus sekitar 3 Km sebelum Mabusa, mobil itu sudah tertanam dan tertahan, kami di sana tiba pukul dua siang. Pokoknya PP tiba di Sabbang pukul delapan malam. Kita juga mampir lihat beberapa spot,” jelasnya.
Dari pementauan tadi, Rudi menjelaskan akan dilakukan pematangan rencana. Ditargetkan tahun 2019 wilayah Seko sudah bisa terakses. Akses tersebut untuk mobil penumpang biasa tanpa terpengaruh lagi oleh cuaca hujan.
Lanjutnya, target jalan yang dibangun adalah jalan berkrikil.
“Supaya bisa diakses masyarakat, dibanding kita mengupayakan aspal, tetapi belum tembus. Setelah kita lihat kemarin, kebutuhan masyarakat akses dulu. jadi kita buka dulu agar motor bisa mengakses, mobil-mobil biasa juga,” harapnya.
Potensi daerah yang dilalui selama peninjauan ini dinilanya memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
“Banyak potensi yang bisa dikembangkan termasuk informasi dari bupati, ada savana sampai 10.000 hektar. Kalau terbuka akses ini akan bisa memunculkan moda ekonomi baru, yang tadinya sulit berkembang karena tertutup akses, nantinya sudah ada,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Indah Putri Indriani, menggatakan, persoalan akses jalan ke Seko dan Rampi akan segera teratasi. Adapun pembiayaanya dengan skema menggunakan tiga anggaran.
“Yakni APBD Lutra, APBD Sulsel, dan APBN,” sebut Indah.(*)