HERALDMAKASSAR – Pakar politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Haris menegaskan bahwa kotak kosong dalam sebuah perhelatan politik seperti pilwalkot dan pilgub merupakan bagian dari dinamika politik masyarakat. Dan karena itu demokratis.
“Kotak kosong merupakan rangkaian dari sebuah proses demokrasi. Fenomena ini tidak bisa kita sangkal dan sah dalam setiap proses tahapan Pilkada maupun Pilpres,” ujar Andi Haris Selasa (23/7/2024).
Dia menambahkan, terciptanya fenomena kotak kosong dalam pemilihan umum dialasi dengan berbagai faktor pertimbangan yang dilakukan partai politik.
Pertama, partai politik tidak menemukan figur yang dianggap mewakili visi dan misi partai, kedua juga bisa karena kandidat yang tersisa dinilai punya jejak rekam yang buruk, serta pertimbangan partai dengan melihat survei elektabilitas kandidat yang ada.
“Perlu ditekankan di sini bahwa setiap parpol pasti berkeinginan untuk menang dan berkuasa. Jadi mereka sangat memperhitungkan dinamika politik kandidat berdasar hasil hasil-hasil survei mutakhir,” jelasnya.
Namun demikian, dia berharap Pilkada tetaplah memperhadapkan antara para kandidat yang ada.
“Namun itu kembali dari keputusan partai yang memiliki hak penuh dalam menentukan calon pemimpin yang akan diusungnya. Itulah dinamika demokrasi,” ujarnya.
Yang penting, kata Andi Haris, bagaimana para bakal calon ini melakukan lobi, melakukan pendekatan dan mampu meyakinkan partai untuk mengusungnya agar menang dikontestasi pemilihan nanti.
“Dan yang juga sangat penting adalah bagaimana masyarakat harus cerdas dalam melihat track record, kapabilitas serta integritas para kandidat. Namun intinya, kotak kosong adalah bagian dari demokrasi itu sendiri,” pungkasnya. (*)