HERALDMAKASSAR – Perempuan Indonesia Maju (PIM) Sulawesi Selatan menggelar seminar nasional dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional sekaligus dirangkaikan Hari Kebaya Nasional.
Uniknya, para pengurus PIM masing-masing mengenakan kebaya dari berbagai daerah di Indonesia dengan diawali parade defile di lokasi car free day (CFD) Jalan Jenderal Sudirman, Minggu (21/7/2024).
Para pengurus nampak sangat anggun dengan model kebaya berjalan membawa bendera PIM di sepanjang CFD Sudirman dan berhasil menarik perhatian masyarakat yang sedang melakukan olahraga pagi. Uniknya lagi acara tersebut di hadiri oleh GERKATIN (Gerakan Tuna Rungu Indonesia) Sulsel.
Setelah parade para peserta berjalan menuju baruga Ininnawa untuk mengadakan seminar “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” dengan Sub tema Cerdas Bermedia Sosial Menuju Generasi Emas di Aula Tudang Sipulung Rujab Gubernur Sulsel.
Kemudian, menghadirkan narasumber dr Andi Rianti Ica Ardilla Sp. Kj dan Psikolog Istianan M.Psi pada seminar parenting yang dikemas dalam diskusi yang sangat interaktif yang dibuka secara resmi oleh Pj Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Ninuk Triyanti Zudan.
Seminar nasional tersebut juga turut dihadiri oleh Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah XIV Hasanuddin, Ny Mia Bobby Rinal Makmun dan Ny Yunita Dados (Pj Ketua) Jalasenastri TNI AL.
Ketua Umum DPD PIM Sulsel, Ida Noer Haris berharap agar kegiatan ini harus ditindaklanjuti dengan seminar lanjutan agar ilmu yang didapatkan dapat dimonitor perkembangannya dan dievaluasi keberhasilan.
“Para ibu-ibu harus dibekali dengan keterampilan berkomunikasi agar anak merasa aman dan nyaman dalam menyuarakan harapannya, kegelisahannya dan tantangan yang ia hadapi dalam dunia teknologi yang serba instan ini,” ujar Ida mengawali sambutannya.
Menurut Ida, hal yang sangat penting perlu dijaga dalam keluarga adalah pola komunikasi yang selama ini hanya terjadi satu arah dari orang tua kepada anaknya.
“Saya mengajak kepada semua agar momentum hari anak dijadikan untuk memberi awareness kepada orang tua khususnya ibu dalam merefleksikan kembali pola asuh yang selama ini diterapkan ke anak, khususnya dalam penggunaan gadget,” jelasnya.
Sementara itu, seminar diawali dengan FGD dimana peserta dibagi menjadi 12 group mendiskusikan 4 pertanyaan antara lain, manfaat gadget, masalah yang timbul dalam pemakaian gadget bagi anak remaja. Hambatan dalam mengkomunikasikan bahaya gadget pada anak.
Kemudian para narasumber menjelaskan bahwa orang tua harus berfungsi sebagai “coach” bagi anaknya yaitu lebih banyak mendengar suara hati sang anak. (*)