Beranda Makassar Prof Karta Jayadi Bicara Soal Kualitas Demokrasi Indonesia Bagi Generasi Muda

Prof Karta Jayadi Bicara Soal Kualitas Demokrasi Indonesia Bagi Generasi Muda

HERALDMAKASSAR – Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof Karta Jayadi menyampaikan pentingnya persepsi politik yang dibutuhkan oleh generasi muda saat ini sebagai pertimbangan dalam menentukan sikap implementasi pelibatan generasi muda dalam tahapan penyelenggaraan pemilu 2024.

Hal tersebut ia ungkapkan saat didapuk menjadi narasumber pada Talk Show Pergelaran Pasca Pemilu 2024 yang mengusung tema “Wujudkan Kedewasaan Berdemokrasi Pasca Pemilu Bagi Generasi Muda” di Trans Studio Mall Makassar, Senin (1/7/2024).

“Anak muda tentunya memiliki peran penting dalam penyelengaraan pemilu 2024, yang merupakan hal pokok dalam sikap berdemokrasi seperti adanya kesadaran dan pengetahuan terhadap tahapan pemilu,” ungkap Prof Karta Jayadi.

Selain itu, ia mengatakan perlunya menumbuhkan kesadaran dan kematangan berdemokrasi bagi masyarakat, sehingga bisa menghasilkan kualitas demokrasi.

“Saya tidak ingin menggunakan kata kedewasaan, yang kita harus bangun adalah kesadaran dan kematangan pemilu dalam berdemokrasi, hari yang kita lakukan dalam rangka kesadaran setelah itu ada kematangan. Berapa orang golput itulah kesadaran berapa orang yang paham siapa yang dipilih maka itu kematangan,” ungkapnya.

Guru besar antropologi seni ini menjelaskan bahwa proses demokrasi di Indonesia sangat terbuka, sehingga yang ini demokrasi hanya mengukur hal yang sifatnya kuantitas tidak mengukur kuantitas.

“Kita di indonesia ini terlalu cepat terbuka untuk proses demokrasi yang sangat terbuka, one man one vote pada proses ini pada posisi-posisi tertentu semua diukur dari kuantitas tidak dengan kualitas,” jelasnya.

Lebih lanjut, Prof Karta Jayadi mengatakan permasalahan dan terjadi setiap pesta demokrasi akan terus ada dan kualitas demokrasi di indonesia akan stagnan jika tidak ada upaya penyadaran dan kematangan dalam berdemokrasi tidak ditumbuhkan dalam masyarakat.

“Kemarin di Pilpres dan Pileg gonjang-ganjing akan terus ada dan kualitas akan tetap sama sepanjang penyadaran akan demokrasi tidak kuat,” tutupnya. (*)