HERALDMAKASSAR – Ketidakhadiran Penjabat Gubernur (Pj) Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar dalam pembukaan pameran hingga jamuan makan malam pada event nasional Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PBSM) yang digelar di Anjungan Pantai Losari Makassar mengundang kekecewaan Aksa Mahmud. Diketahui Aksa Mahmud merupakan salah seorang inisiator sekaligus penasehat PBSM.
Kekecewaan tersebut secara terbuka diungkap Aksa Mahmud pada awak media pada pembukaan PSBM di Makassar, Minggu (21/4/2024) malam.
Pendiri dan Pemimpin Group Bosowa tersebut mengatakan, alasan ketidakhadiran Pj Gub Bahtiar tidak logis, pasalnya Bahtiar lebih memilih menghadiri ulang tahun salah satu kabupaten di Sulsel dibandingkan PSBM.
“Bayangin, lebih pentingnya pertemuan menghadiri acara ulang tahun kabupaten. Padahal kita ini Saudagar Bugis Makassar dari seluruh tanah air hadir khusus untuk leluhurnya seharusnya pak gubernur menjamu kita,” ujar Aksa Mahmud.
Pertemuan ini, kata Aksa hanya diwakilkan kepada Sekda Sulsel. Ini menimbulkan kesan diantara peserta pertemuan seakan-akan PSBM tidaklah terlalu penting.
“Hanya dihadiri oleh pak Sekda, itu sebabnya saya tidak hadir tadi malam (pameran PSBM), malam ini saya hadir tapi kalau tahu hanya diwakili Pj Sekda juga saya tidak bakalan hadir,” lanjutnya dengan kesal.
Tak hanya mengkritik ketidakhadiran Bahtiar menjamu PSBM, Aksa Mahmud juga mengkritik agenda yang dilakukan untuk menghadiri ulang tahun kabupaten merupakan bentuk ketidak efesiennya seorang gubernur.
“Karena jika dihitung, Sulsel memiliki 24 Kabupaten/Kota, jika Bahtiar harus hadir dengan jumlah tersebut, otomatis seorang gubenur kehilangan 24 hari dalam setahun untuk agenda penting”, imbuhnya.
“Sebenarnya kalau ulang tahun kabupaten, gubenur tidak usah hadir, biarin bupati dan walikotanya yang melaksanakan, gubernur kehilangan waktu 24 hari. Kalau ditambah satu hari pulang bayangin tidak efisiennya hal tersebut,” lanjutnya.
Karenanya, Aksa Mahmud berharap pada pertemuan PSBM nantinya Pj Gubenur Sulsel Bahtiar bisa duduk bersama dan menjamu.
“Mudah-mudahan pertemuan Saudagar Bugis berikutnya pak gubernur bisa hadir, kita sudah jauh-jauh datang ke tempat nenek moyang kita, setidaknya kita bisa duduk bersama dengan pemimpin Sulsel,” tandasnya.
Sebagai informasi, sejak menjabat sebagai Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar memang kerap berulangkali membuat gaduh masyarakat Sulsel. Salah satunya yang cukup heboh adalah kebijakan pencanangan program budidaya pisang yang mengambil anggaran dari dana desa.
Program ini kemudian memdapat reaksi keras dan penolakan penuh dari asosiasi aparat kepala desa seluruh Indonesia (Apdesi) Sulsel karena dinilai sebagai kebijakan yang sangat tidak masuk akal.
Bahkan polemik kebijakan ini membuat sekitar 4.000 masyarakat Sulsel yang terdiri dari para kepala desa, petani serta mahasiswa turun ke jalan untuk menggelar aksi demo di depan kantor DPRD Sulsel.
Demikian juga dengan pernyataan Bahtiar soal Sulsel yang sudah bangkrut. Penyataan Bahtiar itu langsung dibantah oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI. Bahkan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bangsoet) mengingatkan agar Pj Guburnur Sulsel jangan membuat gaduh jelang perhelatan Pemilu 2024 bebepa waktu silam.
Belum lagi kecaman yang dilontarkan oleh pegiat anti korupsi Djusman AR yang menilai tindakan Bahtiar yang datang bersama mantan Sekda Sulsel Abdul Hayat Gani ke kantor Gubernur Sulsel dinila meruntuhkan wibawa Pemprov Sulsel. Pasalnya saat itu Abd Hayat Gani tengah diselidiki terjerat kasus korupsi.
Sorotan publik yang mengecam berbagai pernyataan dan kebijakan yang di ambil Bahtiar selama menjabat Pj Sulsel memang menjadi catatan buruk kepemimpinannya di Sulsel.
Diketahui, dalam perlehatan Pilpres 2024 lalu, Aksa Mahmud merupakan salah satu pendukung pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Gibran yang saat ini telah diputuskan MK sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. (*)