“Bagi saya, sering saya mengatakan ini adalah pemilu yang terburuk dalam sejarah Indonesia sejak tahun 55. Artinya adalah demokrasi pemilu yang kemudian diatur oleh minoritas, artinya oleh orang yang mampu, orang pemerintahan, orang yang punya uang,” kata JK dalam diskusi di Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Depok, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024).
Dia mengingkatkan, Indonesia bisa kembali ke masa otoriter jika pemilu terburuk tersebut dibiarkan. Maka itu, dia tak ingin pemilu yang diisi berbagai kecurangan menjadi kebiasaan tiap kali penyelenggaraan pesta demokrasi.
“Apabila sistem ini menjadi suatu kebiasaan, maka kita kembali ke zaman otoriter, itu saja masalahnya sebenarnya,” tutur JK.
Kendati begitu, dia meminta agar semua elemen bangsa melangkah ke depan memperbaiki kesalahan yang terjadi saat ini. Dia mencontohkan Vietnam yang menatap masa depan, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa semakin baik dan kesejahteraan rakyat bisa terealisasi.
“Sebelum kita membicarakan masa depan bangsa, saya baru-baru ini ke Vietnam melihat kemajuannya. Pertumbuhannya 7-8 persen, saya tanya apa yang dilakukan? Dia mengatakan ‘kita selalu memandang ke depan tidak ke belakang’,” ucap JK. (AZR)