HERALDMAKASSAR – Pembuatan briket dari ampas sagu sebagai bahan alternatif bisa dikembangkan menjadi industri rumah tangga bagi masyarakat di Kampung Kabuwo Kabupaten Teluk Woudama Papua Barat.
Hal itu dibuktikan lewat pemberdayaan masyarakat dari Universitas Papua (UNIPA) bersama Universitas Negeri Makassar (UNM) dalam penerapan alat pembuatan briket dari ampas sagu melalui Program Kosabangsa DRTPM Kemendikbud-ristek.
Dengan memanfaatkan ampas sagu yang terbuang percuma merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang sebelumnya ampas sagu tersebut tidak termanfaatkan sehingga melatihkan kepada masyarakat mitra membuat briket.
Program Kosabangsa dari DRTPM Kemendikbud-ristek melalui Universitas Papua yang dilakukan oleh Dr Bertha Mangallo dan didampingi dari Dosen Universitas Negeri Makassar Prof. Dr. Ir. Bakhrani A. Rauf, MT, IPU beserta tim.
Prof Bakhrani Rauf mengatakan program Kemitraan masyarakat ini adalah masyarakat kampung Kabuwo mampu memiliki keterampilan dan kemampuan yang sangat baik dalam memproduksi briket skala rumah tangga dari limbah ampas sagu.
“Kelompok tani sagu mitra yang sebelumnya ampas sagu tersebut hanya terbuang percuma, dengan penerapan alat pembuatan briket ampas sagu pada mitra akhirnya mendapatkan penghasilan tambahan untuk sendiri dan kebutuhan keluarganya,” ujar Ketua LP2M UNM ini.
Kelompok mitra petani sagu sangat berterima kasih kepada pelaksana program kosabangsa dari UNIPA dan pendamping UNM atas penerapan alat pembuatan briket dari limbah ampas sagu kepada kelompok tani sagu Iwal (mitra).