Beranda Makassar Makassar Menuju Kota Metaverse, Seperti Apa Itu?

Makassar Menuju Kota Metaverse, Seperti Apa Itu?

Danny Pomanto

HERALDMAKASSAR.COM – Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Kota Makassar 2022 digelar agak berbeda tahun ini. Itu karena munculnya ikon baru menuju kota metaverse yang menggantikan kota dunia.

Diklaim, Makassar sebagai kota pertama yang mengumumkan diri untuk menjalankan ekosistem Metaverse dalam sistem pemerintahan.

Terobosan ini memungkinkan masyarakat untuk mendapat akses layanan di ruang virtual dari mana saja dan kapan saja.

“Siapa yang memiliki city branding yang kuat maka akan jadi magnet yang kuat. Maka ekonomi akan tertarik di sini, kita akan ukur nanti dalam pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi kita,” ujar Danny Pomanto di Hotel Four Points by Sheraton, Selasa, 15 Maret 2022.

Danny Pomanto optimis melalui konsep Metaverse, pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar akan meningkat. Saat ini, Danny mengklaim pertumbuhan ekonomi berada pada angka 4,47 persen.

“Kita akan ukur nanti dalam pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi kita. Sekarang 4,47 persen dari minus 1,27 persen dengan tingkat inflasi sekitar 3 persen. Kita bangkit 5,7 persen dan Metaverse akan cepat memperbaiki itu,” tuturnya.

Lantaran konsep tersebut merupakan hal baru, Danny mengatakan pihaknya akan mengutamakan pendidikan soal Metaverse. Selain itu, ia juga akan memastikan bahwa seluruh SKPD dapat menjalankan konsep Metaverse.

“Baru sebentar malam kita lihat respons SKPD, kesehatan mau bikin apa? pendidikan mau bikin apa? dan pelayanan publik mau bikin apa? dan dinas sosial mau bikin apa?” sebutnya.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto berpendapat bahwa metaverse adalah salah satu strategi paling baik dan cepat untuk membangun identitas kota atau city branding.

Menurutnya, kehadiran Metaverse bakal merubah budaya dari segi aspek. Pasalnya, kehadiran manusia bisa digantikan lewat avatar.

“Avatar bisa menggantikan kita dari perilaku kita yang bisa di-scan dan akan dikelola artificial intelligence,” tuturnya.

Ia pun mencontohkan soal banyaknya video sepak bola yang muncul di handphone. Danny mengatakan alogaritma bekerja pada saat itu.

“Kenapa video sepak bola terus muncul di HP-ku. kita pergi nonton sepak bola dan location service-nya ketemu maka langsung dikirim gambar-gambar seperti itu. Maka kalau mau dilihat perilaku kita liat Instagram, kalau banyak makhluk halus di situ berarti kita sering berinteraksi dengan makhluk halus,” tuturnya.

Sementara, Daniel Surya, seorang futurist, inovator, pengusaha, investor, ahli brand dan entrepreneur di bidang teknologi dan interaksi digital mengatakan bahwa Makassar adalah kota pertama yang menerapkan Kota Metaverse.

Menurutnya, kunci menuju Kota Metaverse adalah edukasi. Metaverse bukan dimiliki oleh satu orang, sebab itu butuh edukasi.

“Keunggulan mempersiapkan duluan maka dia tidak akan ketinggalan banyak benefit,” tuturnya.

Bila ekosistem Metaverse berjalan baik, Daniel menyebut akan tercipta generasi yang menjaga platform Metaverse. Sistem Metaverse, kata dia, buka hanya lewat online tapi juga offline.

“Kota mana yang bisa handal adalah kota yang sudah siap seperti Makassar,” tuturnya. (***)