Beranda Politik Hadirkan Ketum Demokrat di UNM Sebagai Isyarat Kendaraan Pilgub Sulbar? Rektor: Terbaca...

Hadirkan Ketum Demokrat di UNM Sebagai Isyarat Kendaraan Pilgub Sulbar? Rektor: Terbaca Sendiri

HERALDMAKASSAR.COM – Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof Husain Syam menyebut kehadiran Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di UNM tidak ada sangkut pautnya dengan kegiatan bahkan obrolan yang mengarah ke ranah politik.

Hal tersebut disampaikan Rektor UNM, sehari sebelum AHY diagendakan membawakan kuliah umum kebangsaan sebagai Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institut yang digelar di Ballroom Teather Pinisi UNM, Rabu (16/2/2022).

Namun, Prof Husain Syam ketika memberikan sambutan dalam kuliah umum yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa baik luring maupun daring, dirinya terus memuji dan menyanjung pencapaian Partai Demokrat.

“Para kader Demokrat merupakan saudara bagi kami semua. Demokrat sudah bagian dari hidup kita, selama 10 tahun kita dipimpin. Sehingga tidak bisa dipungkiri jika Demokrat sudah menjadi bagian dari kehidupan kita,” ujar Rektor disambut riuh oleh para elit Partai Demokrat yang turut mendampingi AHY.

Bahkan, Prof Husain mengenakan batik berwarna biru saat menyambut kedatangan Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Sedangkan AHY mengenakan kemeja orange yang merupakan warna khas dari UNM.

“Kita saling menghormati jadi dia (AHY) pakai baju warna UNM, saya pakai ini (batik biru) jadi saya menghargai atas kebesaran warna Demokrat, dia juga menggunakan warna orange menghargai warna kebesaran UNM kira-kira begitu,” terangnya.

Apalagi, Rektor UNM dua periode itu yang sejak awal sudah terang-terangan akan maju di perhelatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Barat pada 2024 mendatang, dirinya tidak membantah bahwa kehadiran AHY di UNM sebagai isyarat dalam memperoleh dukungan Partai Demokrat.

“Saya kira di potret sendiri lah oleh masyarakat. Kan kalau sudah ada agenda-agenda kegiatan seperti ini biasanya terbaca sendiri komunikasi kan,” ungkap Guru besar di bidang pertanian ini.

Meski demikian, Prof Husain menyampaikan bahwa perguruan tinggi tidak boleh menutup ruang diskusi dan interaksi dengan politik, karena apapun di republik ini semua diputuskan oleh politik.

“Kalau mau tidak maju perguruan tinggi jangan berinteraksi dengan politik, karena segala keputusan pasti lewat politik, mau anggaran pendidikan, mau apa jadi ndak boleh itu bahwa UNM ini mau berpolitik praktis, yang adalah kita bergaul dan berinteraksi diajaklah untuk kuliah umum untuk kepentingan wawasan bagi mahasiswa yah,” jelasnya.