HERALDMAKASSAR.COM – Dua kandidat bakal bertarung pada Musda DPD Demokrat Sulsel di Kota Makassar, Rabu (22/12/2021) besok. Mereka adalah petahana, Ni’matullah alias Ulla dan mantan ketua, Ilham Arief Sirajuddin (IAS). Keduanya membutuhkan dukungan DPC sebagai syarat untuk maju sebagai calon ketua, sebelum nantinya ditetapkan oleh DPP.
Pengamat politik, Basri Kajang, menyampaikan Ulla maupun IAS merupakan kader terbaik yang dimiliki Demokrat Sulsel. Namun, tentu hanya satu yang berhak menduduki jabatan ketua. Olehnya itu, para pemilik suara harus benar-benar jeli melihat kapasitas kandidat, sehingga bisa memastikan Demokrat Sulsel bangkit dan berjaya.
Menurut Basri, Ulla telah diberi kesempatan memimpin satu periode, bahkan lebih karena juga menyambung kepengurusan IAS. Hasilnya telah diketahui bersama. Terdapat sejumlah catatan negatif, mulai dari merosotnya perolehan kursi parlemen di semua tingkatan hingga lemahnya konsolidasi dan koordinasi ke DPC.
Sedangkan IAS, kata Basri, mempunyai rekam jejak yang lebih baik. Termasuk pengalaman memenangkan Demokrat di Makassar, dimana IAS pernah mengemban jabatan Wali Kota Makassar selama dua periode. Dari sisi komunikasi politik, IAS juga sangat baik dan dapat merangkul mayoritas DPC, meski belum menjabat sebagai ketua.
“Musda kali ini ibarat penentuan nasib Demokrat Sulsel ke depan. Makanya, pemilik suara harus benar-benar rasional dan mengusulkan figur terbaik untuk ditetapkan DPP Demokrat. Ya, lebih baik lagi seandainya ada rekonsiliasi dan konsensus antara Ulla dan IAS, dimana suara mayoritas harusnya menjadi penentu,” ungkap Direktur Lingkar Jurnal Indonesia itu, Selasa (21/12/2021).
Menurut Basri, dari sisi pengalaman politik, IAS juga jelas lebih unggul ketimbang Ulla. Dibandingkan Ulla yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Sulsel, IAS unggul karena pernah menjabat Wali Kota Makassar. Bahkan, sempat maju sebagai Calon Gubernur Sulsel, meski belum beruntung.
Kehadiran IAS untuk kembali memimpin Demokrat Sulsel, lanjut dia, pun memberikan semangat dan harapan baru bagi kader partai tersebut. Hal yang tidak bisa diberikan Ulla dalam periode kepemimpinannya. IAS secara gamblang berani menargetkan peningkatan kursi parlemen dan siap kembali maju sebagai Calon Gubernur Sulsel pada Pemilu 2024.
“Demokrat Sulsel memang butuh sosok petarung seperti IAS. Figur yang pantang menyerah dan punya visi yang jelas, serta membawa harapan dan semangat untuk kejayaan Demokrat Sulsel. Langkah IAS yang terang-terangan ingin maju di Pilgub Sulsel 2024 memberikan suntikan semangat bagi kader, bahwa Demokrat tidak akan lagi sebatas jadi penonton,” jelasnya.
“Dengan bermodal pengalaman politik ditambah kepiawaian dalam membangun komunikasi politik, IAS adalah opsi terbaik yang dimiliki Demokrat Sulsel untuk mengembalikan kejayaan partai ini,” tutup Basri.
Sekadar diketahui, peta dukungan pemilik suara pada Musda Demokrat Sulsel semakin mengerucut. IAS sedikitnya sudah mengantongi 16 suara dari DPC dan kemungkinan masih terus bertambah. Sedangkan, Ulla tidak pernah mengumbarnya dan sebatas mengklaim sudah cukup untuk memenuhi persyaratan maju sebagai calon ketua.
Bila dikalkulasi, seandainya pun Ulla menyapu bersih suara tersisa yakni 8 DPC ditambah dua suara dari DPD dan DPP, maka tetap tidak bisa menggungguli suara IAS. Adapun penentuan ketua memang ditetapkan oleh DPP yakni Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan Kepala BPOKK. Meski demikian, DPP diyakini tidak akan mengkhianati suara akar rumput. (*)