HERALDMAKASSAR.COM – Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menegaskan melalui Pendataan Keluarga Tahun 2021, pemerintah dapat mengetahui dengan baik kondisi ekonomi, maupun kesehatan masyarakat termasuk dalam menekan resiko terjadinya stunting.
Hal ini disampaikan Plt Gubernur Sulsel saat menerima Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sulsel Andi Ritamariani di Rumah Jabatan Wakil Gubernur sekaligus menjalani proses pendataan pertama di sulsel dalam rangka Program Pendataan Keluarga Tahun 2021. Kamis (1/4).
Andi Sudirman Sulaiman meminta masyarakat untuk mensukseskan Program Pendataan Keluarga Tahun 2021.
“Dengan pendataan ini kami minta kerjasama warga untuk bisa memberikan data akurat untuk membantu mempercepat pendataan,” ungkapnya.
Lebih jauh Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman menyampaikan dukungannya terhadap program pendataan keluarga.
“Sekali lagi saya sampaikan,Pendataan keluarga ini penting untuk mengetahui tentang kondisi kesehatan keluarga dan kondisi pendapatan dalam hal ini ekonomi keluarga untuk melihat persoalan perencanaan keluarga yang baik dan berimbang,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Andi Ritamariani mengaku target masyarakat yang akan didata dalam Program Pendataan Keluarga tahun 2021 sebanyak 2.340.658 KK yang tersebar di 24 Kabupaten/Kota.
“Program ini akan menyasar seluruh masyarakat di 24 kabupaten/ kota disulsel sebanyak
2.340.658 KK,” ungkapnya.
Ia menjelaskan program ini digelar secara serentak di seluruh Indonesia yang mulai dilaksanakan pada tanggal 1 April hingga 31 Mei 2021.
“Hasil pendataan keluarga ini, nantinya akan memberikan informasi terkait indeks pembangunan keluarga (iBangga) yang merupakan alat untuk mengukur kualitas pembangunan keluarga yang diklasifikasikan kedalam kategori tangguh, berkembang, dan rentan,” jelasnya.
Andi Ritamariani lebih jauh mengaku ada 3 indikator yang menjadi ukuran kualitas pembangunan keluarga, yakni meliputi ketentraman, kemandirian, dan kebahagiaan keluarga.
“Tidak hanya menghasilkan data mikro keluarga Indonesia berupa data Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (Bangga Kencana), namun juga memuat data dan informasi terkait keluarga yang berisiko Stunting yang menjadi program prioritas nasional ( Pro-PN ),” pungkasnya.