Kerap Merasa Benar Sendiri dan Susah Terima Masukan, Danny Pomanto Ditinggal Timnya Beralih ke Appi-Rahman

    HERALDMAKASSAR.COM – Eks anggota tim Program Percepatan Pembangunan kota Makassar era Wali Kota, Danny Pomanto, blak-blakan mengalihkan dukungan pada Pemilihan Wali Kota Makassar 2020 ini.

    Mukhtar Masri, pria yang menjadi salah satu pendukung Danny Pomanto kala berpasangan dengan Syamsu Rizal tahun 2013, kini memilih Munafri Arifuddin-Abd Rahman Bando (Appi-Rahman).

    Ketua RW 02 Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate, ini mengungkapkan dirinya mengalihkan dukungan atas beberapa pertimbangan.

    Hal itu ia sampaikan saat menghadiri kampanye dialogis yang dihadiri Appi di Kompleks Lepping, Jl Muh Tahir, Kelurahan Jongaya, Tamalate, Kamis (19/11/2020).

    “Berakhirnya Pak Danny 2018 saya sudah tidak sama beliau lagi, saya pikir saya ingin pembaharuan,” katanya.

    Baginya kota Makassar ini membutuhkan pemimpin yang mau mendengar dan bekerjasama dalam merancang sebuah program.

    “Sebenarnya saya masuk di tim program percepatan kota Makassar, saya ada 20 orang itu mendampingi beliau untuk mengawal program-program, tetapi beliau tidak memperhatikan apa yang kadang kita usulkan, jadi kadang beliau bekerja sendiri,” ungkapnya.

    “Sementara kita ada sebagai pendamping, nah itu salah satu yang membuat saya tidak mendukung lagi, karena tidak mendengarkan apa yang kita berikan saran,” sambungnya.

    Menurutnya sikap enggan mendengar masukan atau bekerjasama dengan bawahan ini tidak tepat sebagai pemimpin untuk kota sebesar Makassar.

    Mukhtar Masri mencontohkan, program wali kota sebelumnya pun dikerjakan secara instan sehingga menimbulkan masalah di kemudian hari.

    “Cukup banyak program yang tidak terealisasi karena sifatnya instan, beliau memang saya akui cerdas tapi setelah itu kita buat programnya terputus sampai disitu tidak berkelanjutan, sementara kita ingin ini berkelanjutan. Kadang tidak diterima oleh masyarakat, perencanaan tidak matang kesannya terburu-buru seperti gendang dua kemarin, kenapa ada gendang dua, kenapa ada mobil tangkasa,” ungkapnya.

    Seluruh program yang disampaikan di atas kemudian menurutnya tidak berjalan lantaran tidak disosialisasikan secara baik, melainkan bersifat instan.

    “Ini tidak connect, gendang dua diperuntukan untuk sampah mobil, akhirnya muncul masalah karena masyarakat tidak paham, gendang dua itu sebenarnya bukan diperuntukan untuk sampah rumah tangga tapi sampah pengendara mobil atau pejalan kaki yang punya botol, punya kertas, itu ditaruh di situ,” paparnya.

    Atas dasar itulah, Mukhtar Masri pada Pilwali Makassar 2020 ini memilih berada di barisan Appi-Rahman.

    Ia menyebut Paslon nomor urut 2 ini adalah paket komplit yang bisa membawa kota Makassar makin maju lagi.

    “Appi-Rahman saya kira ini pasangan yang bagus, ini paket yang menurut saya bagus, satu birokrat satunya pengusaha, jadi satu yang urus pemerintahan, satu yang mengurus investasi. Makassar ini butuh investasi kalau untuk APBD semua saya kira Makassar tidak akan terbangun dengan APBD kita karena cukup kecil,” terangnya.

    “Melihat programnya (Appi-Rahman) ini cukup banyak menyentuh masyarakat, jadi memang harus ada investor dan Pak Appi saya kira punya modal dan kemampuan untuk menghadirkan itu,” tutupnya.(*)