Beranda Sulsel Sosok Arsyad Kasmar di Mata Tokoh Muda Lutra Sebagai Raja Tanpa Mahkota

Sosok Arsyad Kasmar di Mata Tokoh Muda Lutra Sebagai Raja Tanpa Mahkota

HERALDMAKASSAR.com – Arsyad Kasmar di mata salah satu tokoh muda di Luwu Utara (Lutra), Sakral Wijaya Saputra adalah sosok yang tak pernah berjarak dengan siapapun. Tokoh politik yang terkenal karena sifatnya yang sederhana dan bersahaja.

Arsyad adalah Ketua Partai Gerindra Luwu Utara yang kini kembali bertarung pada kontestan pilkada 2020, untuk mengemban amanah rakyat Lutra.

Arsyad lahir di Palopo 1958, dikenal sebagai sosok politisi dan pengusaha yang memiliki karir cemerlang dibidangnya.

Sakral Wijaya bahkan menyebutnya sebagai sosok yang pantang menyerah dan pantas disebut sebagai “Raja Tanpa Mahkota”.

“Meskipun belum terpilih menjadi pemimpin di Bumi Lamaranginan di dua pertarungan sebelumnya, tidak mengurangi niat beliau untuk mewakafkan diri untuk daerah dan masyarakat Lutra. hal itu diperkuat dari beberapa sumbangsi untuk masyarakatnya yang nyata yang pernah diberikan,” ujarnya .

Sebagai pelopor perdamain dengan mewakafkan tanahnya untuk kepentingan keamanan yang dibuktikan dengan berdirinya Asrama Brimop di Desa Baebunta.

Arsyad juga dikenal sebagai tokoh keagamaan dengan mendirikan salah satu masjid terbesar di Luwu Utara yang juga terletak di Desa Baebunta. Sebelumnya, ia berhasil mengurangi pengangguran di Lutra dengan mendirikan pabrik triplex, meski sudah tak berjalan lagi.

Sosoknya yang ramah dan dikenal peduli terhadap masyarakat Lutra ini pernah memberikan bantuan bibit sawit ke petani yang hasilnya sekarang telah dinikmati oleh masyarakat petani.

Masih teringat di memori pada saat terjadi bencana yang hampir meluluhlantahkan ibukota Kabupaten Luwu Utara dan sekitarnya, ia turut membantu dengan menurunkan dua alat berat, mengatasi dampak pasca bencana di Kabupaten Lutra.

Tak tanggung-tanggung ia juga kembali menghibahkan tanahnya seluas dua hektar untuk tempat pemukiman masyarakat terdampak bencana. Walaupun tidak diterima oleh pemerintah karna sebuah alasan.

Ini sebuah bukti seberapa besar kecintaan Arsyad Kasmar terhadap daerah dan rakyat Lutra. Beberapa Hal mulia di atas adalah bantuan beliau dengan menggunakan instrumen pribadi bukan instrumen kekuasaan.

Sakral Wijaya yang juga pernah menjadi Ketua Tim Barisanmuda Nurdin Abdullah di Kabupaten Lutra, pada pilgub 2018 lalu melihat, kecintaan Arsyad terhadap masyarakat Lutra sangat besar. Menurut perkiraan banyak orang, Arsyad sangat mungkin akan menjadi Bupati Luwu Utara dipertarungan ke tiga kalinya.

“Tentunya ada sebuah harapan yang bisa dijadikan sebagai sebuah tolak ukur yaitu dengan instrumen pribadi saja, beliau mampu dan total menunjukan keberpihakannya terhadap daerah dan rakyat Lutra, apalagi ketika diberikan kesempatan untuk memiliki sebuah kebijakan yaitu sebuah instrumen kekuasaan,” tuturnya.

“Kecintaan beliau terhadap daerah dan rakyat Lutra mungkin akan mampu beliau tunjukan secara lebih total . Dikontestasi demokrasi Lutra yang saat ini berjalan, Arsyad Kasmar kembali turun gelanggan untuk kembali menjemput asah Rakyat Luwu memberikan Amanah kepada beliau,” sambungnya.

Arsyad sudah ketiga kalinya mengikuti kontestasi pilkada dengan melihat intensitas pergerakan. Dipertarungan kali ini Sakral Wijaya melihat ada sebuah gelombang besar yang ia berinamah Gelombang Kedaulatan Rakyat.

“Apa itu Gelombang kedaulatan rakyat? Sebuah gelombang dimana Rakyat paham bahwa mereka mempunyai hak untuk berdaulat atas pilihannya sendiri bahwa mereka tidak bisa ditekan dengan sebuah Instrumen kekuasaan yang masif dilakukan untuk menakut-nakuti mereka,” jelas pemuda lulusan magister di salah satu kampus Negeri di Makassar.

Masyarakat tahu saat pemerintah gagal maka tanggung jawab tersebut diemban oleh seluruh bagian dari kekuasan yang berkuasa. Arsyad bukan bagian dari kekuasaan sebelumnya, ia adalah satu-satunya penantang murni di kontestasi pilkada di Lutra 2020.

Arsyad Kasmar merupakan repersentasi yang paling paripurna dengan kebutuhan rakyat Lutra. Beliau pengusaha sukses yang telah selesai dengan pribadinya sendiri, beliau tokoh politik Lutra yang telah malang melintang dibeberapa partai politik dan selalu menjadi Ketua Partai Politik dimana ia berada.

“Beliau juga merupakan sosok yang kecil bersama para pengembala ternak dan petani. Di masa mudanya beliau menerima penghargaan sebagai Pemuda Pelopor tingkat nasional yang langsung diberikan presiden pada masa tersebut sebuah apresiasi luar biasa untuk sebuah pencapain pemuda di Indonesia,” ungkapnya.

Lawan politik adalah kawan dalam menikmati demokrasi. Sakral Wijaya mengajak masyarakat Lutra untuk menciptakan sebuah demokrasi yang sejuk, demokrasi yang akan menaikan derajat Lutra untuk diapresiasi daerah lainnya.

“Jika kalian tidak bisa memilih Hj arsyad kasmar doakan beliau, jika kalian tidak ingin mendoakan beliau doakan agar Luwu Utara mendapatkan pemimpin yang Amanah. Salam tiga jari salam persatuan Indonesia. Mari saling hormat, Mari saling rasa, mari saling mengingat , kita memilih tanpa berselisih. Mari kita ganti nahkoda putar kemudi kita, menuju jalan harapan baru bersama nahkoda baru Hj Arsyad Kasmar insyallah pemimpin semua golongan,” tuturnya.