HERALDMAKASSAR COM – Eks pendukung Danny Pomanto satu persatu menyeberang, memilih pasangan calon lain di pemilihan wali kota Makassar 2020.
Tren bergesernya arah dukungan ini bahkan makin meluas, meskipun Danny Pomanto kembali ikut bertarung.
Bahkan sejumlah eks pendukung DP akronim namanya tak sungkan-sungkan membentuk komunitas relawan untuk Paslon lain.
Salah satunya yakni Garsia Community yang berbasis di Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang.
Garsia Community menyatakan diri kini berada di barisan pemenangan pasangan Munafri Arifuddin-Abd Rahman Bando (Appi-Rahman).
Arah dukungan itu dipertegas dalam momen peresmian posko Garsia Community untuk Appi-Rahman di Jl Nuri, Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Jumat (30/10/2020).
Peresmian posko ini dihadiri langsung oleh Appi didampingi oleh sejumlah ketua RT, RW dan tokoh masyarakat setempat.
Ketua Garsia Community, Abdul Muthalib Daeng Ero, secara terang-terang menyebut bahwa dirinya bersama anggota Garsia yang lain tak lagi bersama Danny Pomanto.
“Dulu kami di Danny Pomanto dan ikut menangkan kotak kosong, tapi itu dulu sekarang kami betul-betul mau perubahan. Sekarang hanya Appi-Rahman yang akan kami menangkan,” tegasnya.
Alasan mengalihkan dukungan ke Appi-Rahman menurut Muthalib tak lepas dari keyakinannya melihat sosok Paslon nomor urut 2 itu dengan program-program yang dimiliki.
“Kami memiliki keyakinan Appi-Rahman lebih bisa membawa perubahan, dari sektor perekonomian. Programnya itu tidak muluk-muluk dan rasional, misalnya membebaskan warga dari iuran sampah, pajak PBB dan hanya Paslon ini yang paling konsen dengan program penanggulang Covid,” terangnya.
Di kesempatan itu Appi juga kembali menegaskan, pertama-tama dan utama yang harus dikerjakan adalah mengatasi pandemi Covid-19 yang sangat berbahaya bagi masyarakat.
Seperti komitmennya, jika terpilih, akan berusaha keras menjadikan Makassar kembali zona hijau Covid-19.
Setelah itu, katanya, dia akan menggunakan kewenangan wali kota atau bersama-sama parlemen serta bersinergi pemerintah provinsi, untuk memberikan insentif-insentif bagi masyarakat.
“Kita menekan pengeluaran warga dari beban pungutan yang dilakukan seperti iuran sampah, retribusi, dan pajak-pajak daerah yang menjadi kewenangan wali kota. Supaya ada yang bisa dialihkan untuk belanja kebutuhan dasar,” ucap Appi.
Langkah berikutnya memberi insentif-insentif langsung, maupun meluncurkan program-program atau aturan-aturan yang memungkinkan masyarakat mengembangkan potensinya, meningkatkan pendapatannya, sehingga memperkuat daya belinya.
Program yang dijanjikan Appi berupa insentif dan stimulus, antara lain program yang berkeadilan, mendorong bertumbuhnya basis-basis baru ekonomi sekaligus menstimulus ekspansi bagi usaha yamg sudah stabil dan memerlukan stimulus pengembangan.
Ia mencontohkan program satu RW satu UMKM akan membuka lapangan kerja, terutama bagi pemuda yang putus kerja atau yang menganggur.
Mereka akan diberi pelatihan dan pendampingan, akses permodalan ke perbankan.
“Jika usaha itu berkembang, maka akan tercipta pembukaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja. Banyangkan setiap RW akan kita bangun UMKM binaan, di Makassar ini ada sekitar 900 RW jika itu berjalan maka akan berapa banyak yang bisa kita berikan pekerjaan,” sambungnya.(*)