HERALDMAKASSAR.COM – Angkatan kerja di Makassar makin bertambah, sementara ketersediaan lapangan kerja tak berjalan beriringan penambahannya.
Akibatnya penduduk utamanya anak muda yang masih berusia produktif banyak yang tidak terserap dan menganggur.
Terlebih lagi dalam situasi pandemi Covid-19 ini, perekonomian di seluruh Indonesia termasuk Makassar juga makin terpuruk.
Gelombang pemutusan hubungan kerja pun makin massif terjadi.
Hal inilah kemudian yang dikeluhkan oleh warga Kecamatan Tamalate khususnya warga di Kelurahan Pa’baeng-baeng dan Kelurahan Balang Baru, saat mereka berdialog langsung dengan calon Wali kota Makassar, Munafri Arifuddin, Senin (26/10/2020).
Saat kampanye dialogis di Jl Andi tonro 2 RT. 01/ RW 10 Kelurahan Pa’baeng-baeng misalnya, salah satu tokoh masyarakat setempat, Iwan Daeng Lau, berharap masalah ini bisa diselesaikan Pemerintah kota Makassar.
“Makin susah orang cari kerja, anak-anak muda banyak nganggur. Mungkin ini bisa dikasi solusi jika Pak Appi nanti terpilih jadi Wali kota,” tuturnya.
Senada disampaikan Iwan Daeng Lau, tokoh masyarakat Jl Abd Kadir RT 01 RW 06 Kelurahan Balang Baru, Kahar Dg Muntu, juga berharap Wali kota Makassar berikutnya memberikan perubahan yang bisa dirasakan langsung manfaatnya.
“Kalau saya lihat Pak Appi ini memiliki program yang detail bagaimana membawa Makassar ini bangkit kembali, mulai dari penanganan Covid sampai rencana membuka lapangan kerja. Semoga ini bisa terlaksana,” tuturnya.
Menanggapi keluhan warga ini Appi selaku Cawali nomor urut 2 menerangkan bahwa dirinya sudah menyusun berbagai program menyangkut upaya mengurangi pengangguran di Makassar.
Pertama yakni program UMKM binaan di tiap RW yang diharapkan bisa menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin.
Tak hanya itu pada kesempatan tersebut, Appi menerangkan bahwa pada era sekarang mendapatkan penghasilan bisa dilakukan dengan berbagai cara.
“Sisa dibutuhkan kreativitas, utamanya generasi millenial atau anak-anak muda kita itu sudah melek informasi, melek teknologi. Beberapa pekerjaan bisa didapatkan bahkan mereka ciptakan sendiri,” tuturnya.
Hanya saja kreatifitas dan inovasi yang dimiliki para anak muda ini tidak dibarengi dengan support yang baik dari Pemerintah.
“Sehingga Pemerintah harus hadir mengintervensi semisal dalam program kami itu salah satunya menghadirkan Co-Working Space berbasis internet di setiap Kelurahan,” katanya.
Co-Working Space atau ruang kerja bersama bukan hal baru di era sekarang.
Kebutuhan ruang bekerja dan berinteraksi dengan orang-orang lain dari berbagai latar belakang pekerjaan yang berbeda dibutuhkan.
Tujuannya adalah saling berbagi dengan orang lain yang bisa mendorong, kreativitas dan produktivitas seseorang.
Di beberapa lokasi termasuk di Makassar sudah tersedia namun dikelola atau dimiliki pihak swasta.
“Dan inilah tujuan dari kami untuk mendorong itu harus diadakan wadah ini di tiap Kelurahan supaya nantinya sebagai fasilitas yang akan dimanfaatkan oleh anak-anak muda untuk mengembangkan kemampuannya dalam menciptakan pekerjaan,” papar Appi.
Bersama Rahman Bando sebagai wakilnya kelak, Appi juga memiliki program lainnya seperti penciptaan 10 ribu lapangan kerja baru bagi pekerja terdampak Covid.
Pelatihan 10 ribu tenaga kerja siap pakai dan pembinaan 500 wirausaha muda bidang Start Up.
Bahkan dalam 100 hari kerja pertama Appi-Rahman bakal mempekerjakan 20 ribu orang yang ditugaskan dalam upaya penggulangan Covi-19.
Dengan tugas sebagai Satgas Covid-19 yang melakukan sosialisasi protokol kesehatan, penyemprotan disinfektan hingga sebagai petugas contact tracing.(*)