Beranda Politik Tak Goyah Lawan “Gajah”, Deng Ical Akan Buktikan Orang Biasa-biasa Jadi Walikota

Tak Goyah Lawan “Gajah”, Deng Ical Akan Buktikan Orang Biasa-biasa Jadi Walikota

HERALDMAKASSAR.com – Kampanye di Sukaria, Deng Ical mengaku berada di komunitasnya. Komunitas bukan orang-orang elit. Komunitas masyarakat biasa. Sementara, lawan-lawannya di pilkada Makassar 2020 diakuinya ibarat gajah.

“Tapi biarpun kita lawan elit, kita lawan gajah, tidak perlu membuat kita mundur. Karena kita akan buktikan, rakyat biasa pun bisa jadi wali kota pada 9 Desember 2020,” ujar kandidat Wali Kota nomor urut 3, Syamsu Rizal MI (Deng Ical) yang disambut teriakan warga, “Dilan Menang!”

Deng Ical menegaskan, salah satu yang membuatnya bersemangat maju sebagai kandidat adalah membuktikan orang biasa bisa jadi wali kota. Juga bisa memimpin dengan lebih baik. Karena pengalaman dan kapasitas yang dimiliki.

“Enaknya kalau kayak kita ini, warga biasa yang jadi wali kota, tidak jadi bos saat memegang kekuasaan. Kita memang untuk melayani,” katanya.

Karena, lanjutnya, visi yang ingin diwujudkan adalah Makassar Kota Sombere. Yakni Kota Makassar yang pemerintah kotanya bukan terpisah dari warga kota dan pemangku kepentingan lainnya? Bukan yang merasa benar sendiri dan tidak mau mendengar masukan.

“Makassar Sombere yang ingin dihadirkan adalah kota dengan wali kota dan wakil wali kota yang merupakan pelaksana amanah dari warga Kota Makassar kita cintai. Yang melayani, bukan yang dilayani atau hanya melayani dirinya sendiri,” tegasnya.

Untuk itu, kata Deng Ical, ia sudah menyiapkan intervensi khusus untuk warga miskin melalui program yang telah disusun. Antara lain untuk pengentasan kemiskinan melalui pola pendekatan bapak asuh.

“Setiap warga miskin, anak yatim piatu, penyandang disabilitas, ibu rumah tangga tidak produktif akan mendapatkan bapak asuh. Mereka tidak boleh dibiarkan berpikir sendiri mau makan apa besok. Pemerintah harus hadir untuk menjamin kebutuhan pokok tersebut,” urai mantan anggota DPRD Makassar ini, Selasa sore, 20 Oktober 2020.

Bapak asuh, Deng Ical melanjutkan, untuk membuat warga miskin tak usah memikirkan kebutuhan sembakonya. Kebutuhan BPJS-nya. Termasuk kebutuhan pembayaran sekolah atau uang pete-petenya ke sekolah.

“Semua akan kita distribusi habis, sehingga tidak boleh ada orang miskin yang kehilangan harapan. Pemerintah harus menjamin semua itu,” katanya.

Untuk itu, ia meyakinkan warga untuk memilih pada 9 Desember 2020 karena program dan kapasitas kandidatnya. Bukan karena datang bagi-bagi uang atau menukar suara dengan sembako. Sebab, jika itu yang terjadi, maka warga akan kehilangan harapannya selama lima tahun.

“Tapi kalau kita pilih Deng Ical-Fadli Ananda, maka kita akan terjamin selama lima tahun,” tegasnya. (*)