Beranda Politik Kerabat Keluarga Patompo: Setarakan DP dengan Patompo Itu Merendahkan Almarhum

Kerabat Keluarga Patompo: Setarakan DP dengan Patompo Itu Merendahkan Almarhum

HERALDMAKASSAR.COM — Kerabat keluarga HM Daeng Patompo, Dedy Alamsyah, mengaku tidak terima bila ada yang coba menyetarakan Kolonel HM Daeng Patompo dengan Danny Pomanto (DP). Meski sama-sama berstatus mantan Wali Kota Makassar, namun karakter keduanya bak langit dan bumi.

Dedy mengungkapkan dari sisi karakter, Patompo dikenal sebagai sosok pemimpin jujur dan tulus. Ia tak gemar berbohong, makanya disenangi masyarakat. Musababnya, apa yang disampaikannya pasti dipenuhi. Di samping itu, Patompo merupakan pribadi yang berintegritas.

Sebaliknya, DP banyak terseret kasus dugaan korupsi, meski memang belum terbukti. Selain itu, kata Dedy, sulit untuk mengatakan calon wali kota nomor urut satu itu merupakan sosok yang jujur. Buktinya, ia berbohong kepada publik dengan mengingkari bantuan IAS saat Pilwalkot Makassar 2013.

“Bedalah, jangan coba-coba menyamakan almarhum Patompo dengan DP. Patompo itu pimpinan jujur, tulus dan bukan pembohong. Sedangkan, DP silahkan publik menilai sendiri. Intinya, menyetarakan Patompo dengan DP itu merendahkan almarhum,” kata Dedy, Minggu (11/10/2020).

“Jangankan menyamai Patompo, menyamai anak-anaknya Patompo saja belum bisa. Makanya, jangan otak-atik nama Patompo, jangan tarik turun nama beliau dan menaikkan DP ke posisi seperti Patompo. Saya cukup dekat dengan semua anak-anak Patompo,” sambung Dedy.

Perbedaan mencolok Patompo dengan DP, ia mengimbuhkan juga dapat dilihat dari sisi prestasi alias karya untuk Makassar. Patompo bisa dibilang wali kota legendaris, dimana ia meninggalkan banyak karya monumental. Sebaliknya, DP selama lima tahun memimpin hanya mengklaim membenahi lorong dan itu pun tidak maksimal.

Dedy membeberkan sejumlah peninggalan Patompo. Di antaranya yakni meletakkan dasar rancang pembangunan Kota Makassar. Melalui Jumpandang Plan (JPL), ia membuat blue print pembangunan Makassar, termasuk mengambil wilayah Gowa dan Maros yang kini menjadi Kecamatan Tamalate, Kecamatan Panakkukang dan Biringkanaya.

Tidak berhenti sampai di situ, Dedy menyebut Patompo pula yang membuat Kawasan Kota Baru Panakkukang yang kini jadi kawasan bisnis. Karya monumental Patompo lainnya adalah Pusat Pertokoan Somba Opu, Tanggul Patompo dan Kompleks Patompo.

“Kalau DP, saya tidak ingat apa karya monumentalnya. Selama pemerintahannya, ia kan fokus ingin benahi lorong. Ya sayangnya, banyak juga program lorong itu gagal, semisal Aparong (apartemen lorong) dan lainnya,” tutup dia.