Beranda Headline News ANALISIS: Dilema Taufan Pawe di Pilkada Makassar

ANALISIS: Dilema Taufan Pawe di Pilkada Makassar

Partai Golkar

PERDEBATAN panjang Musda Partai Golkar Sulsel, berakhir antiklimks. Taufan Pawe didaulat untuk jadi punggawa partai berlambang pohon beringin itu.

Ia terpilih melalui proses musyawarah mufakat. Proses ini hanya melihatkan empat kandidat yang bersaing, untuk menentukan siapa yang paling siap memimpin Golkar.

Disepakatilah Taufan Pawe. Karena saat musyawarah mufakat, hanya Taufan lah yang menyatakan siap maju sebagai calon gubernur 2024.

Golkar memang punya kepentingan menamg di pilgub. Setelah sekian periode “puasa kemenangan”.  Dibawah kendali Taufan, Golkar didorong untuk bisa  membawa kadernya ke tampuk kekuasaan tertinggi di Sulsel.

Terakhir kali Golkar menang di pilgub yakni pada periode Amin Syam. Itupun masih pemilihan melalui DPRD Sulsel. Begitu masuk pemilihan langsung, jagoan Golkar selalu keok.

Namun, bukan Golkar jika tidak pandai bermanuver. Meski gagal beberapa kali di pilgub, toh Golkar tidak kehilangan muka.  Faktanya, Golkar kalah saat Syahrul Yasin Limpo gubernur, tetapi justru partai ini mendaulat Syahrul jadi Ketua DPD I.

***

Terpilihnya Taufan Pawe sebagai pengendali Golkar Sulsel, menarik dicermati. Khususnya kaitannya dengan pelaksanaan Pilkada Makassar.

Secara garis politik, Taufan sejatinya memperjuangkan paket yang diusung Golkar, yakni Irman Yasin Limpp-Zunnun. Zunnun adalah anak Nurdin Halid.

Jika nantinya, paket ini yang akhirnya didorong Golkar (jika tidak ada perubahan hingga September), maka tidak ada pilihan lain bagi Taufan untuk tidak memaksimalkan mesin partai guna mendukung kemenangan Irman-Zunnun.

Apalagi pertarungan di Makassar, sangat menentukan pertarungan di Pilgub. Siapa yang menamg di Makassar, dipastikan akan memenangi pilgub. Itulah sebabnya, semua energi politik tumpah di Makassar.

Sampai disini, tentu belum ada masalah dengan Taufan. Ia akan menghadqpi tantangan berat, jika Munafri Arifuddin – Rahman Bando (Appi-ARB) juga maju.

Taufan dipastikan bakal dilematis memilih dua paket ini. Sebab dibelakang Appi-ARB, ada Erwin Aksa. Pengusaha nasional itu tentu akan berjuang habis-habisan guna meloloskan adik iparnya jadi walikota.

Sementara, terpilihnya Taufan sebagai Ketua DPD I Golkar Sulsel, banyak ditentukan oleh peran Erwin Aksa.  Taufan tidak mungkin secepat itu akan “lupa kacang oleh kulitnya”.

Apalagi, jauh sebelum musda, pertarungan Erwin Aksa dan Nurdin Halid sangat terasa. Dalam politik, pasti keduanya memiliki kepentingan di belakangnya. Erwin punya kepentingan untuk Appi, sementara NH pasti kepentingannya agar paket Irman-Zunnun tidak terganggu.

Tunduk pada perintah partai untuk memenangkan Irman-Zunnun atau melakukan politik balas budi memenangkan Appi-ARB?

Hanya Taufan yang bisa menjawab. Inilah ujian pertama kepemimpinan Taufan, diantara sederet ujian yang bakal menanti pengendali Golkar Sulsel itu.

(MUKHRAMAL AZIS)