HERALDMAKASSAR.COM – Diskusi online kerjasama antara Majelis Rayon KAHMI UNHAS, MASIKA ICMI Orwil Sulsel dan Pusat Kajian Kebencanaan UNHAS sukses digelar kemarin, 5 Agustus dengan tema TELAAH KRITIS BANJIR MASAMBA; PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN
Acara Dibuka oleh Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, MSc ( Ketua MR KAHMI Rayon Unhas) dan drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort( Ketua Masika ICMI orwil SulSel)
Menghadirkan Narasumber
1. Indah Putri Indriani, SIP, MSi ( Bupati Luwu Utara)
2. Prof. Dr.Eng. Adi Maulana, MPhil ( Ketua Pusat Kajian Kebencanaan Unhas)
3. Dr. Syamsu Rijal, SHut, MSi ( Ketua Tim Penanggulangan Banjir SulSel)
4. Putri Fatimah Nurdin, SE, MSc, PhD ( SDG Center Unhas)
Moderator : Emban Ibnu Mas’ud, SHut, MSi (Dosen Fakultas Kehutanan UNHAS )
Kegiatan ini diikuti ratusan peserta dan lintas bidang.
Adi Maulana, Kepala pusat yang sudah bertahun tahun meneliti tentang Masamba menyampaikan bahwa Masamba adalah dataran banjir (flood plains) yg terbentuk akibat sedimentasi dari aliran sungai. Seperti mangkuk yg menampung aliran dari beberapa sungai. Selain itu jenis batuan di daerah masamba adalah granit yg sangat mudah lapuk dan ikatan yg lemah, sehingga rawan bencana seperti juga beberapa daerah di Sulawesi selatan. Adi maulana menegaskan pentingnya literasi bencana bagi masyarakat agar lebih waspada terhadap bencana yg bisa terjadi. Selain itu mengharapkan pemerintah membuat semacam early warning sistem agar masyarkat bisa menyelamatkan diri ketika ada bencana.
Indah Putri Indriani, Bupati Luwu Utara berterima kasih atas segala perhatian terhadap masyarakat Luwu utara dan mengharapkan adanya kerjasama dari berbagai pihak untuk mensupport Luwu utara agar segera bangkit. Dibutuhkan penanganan yg holistik, lintas bidang untuk menangani permasalahan di Luwu utara
Syamsu Rijal mengatakan bahwa dibutuhkan penanganan secara terpadu dari hulu, tengah dan hilir DAS didaerah Luwu utara untuk menghindari banjir. Selain pengawasan hutan, daerah diluar kawasan yg dikelola masyarakat di dekat aliran sungai harus dikelola dengan baik, termasuk pemilihan tanaman yg bisa menahan longsor seperti bambu dan sagu di daerah DAS
Putri Fatimah Nurdin juga menegaskan pentingnya literasi bencana dan early warning sistem kepada masyarakat terutama anak2. Perlu dimasukkan dalam kurikulum terkait dengan Kebencanaan
Dr Syahid Arsyad yang juga sekretaris KAHMI Rayon Unhas mengatakan bahwa rehabilitasi pasca bencana di masamba membutuhkan waktu dan energi yg besar, sehingga perhatian banyak pihak dengan kajian yg komprehensif masih sangat dibutuhkan. Terutama mengantisipasi banjir susulan yg masih sangat mungkin terjadi.
Diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan titik temu lintas bidang dalam memberi solusi penanggulangan dan mencegah banjir serupa di masa datang.