HERALDMAKASSAR.com – Sejak pandemi virus Corona atau Covid-19 melanda Sulawesi Selatan khususnya Kota Makassar dan sejumlah orang dinyatakan positif terinfeksi Corona, Anggota DPRD Makassar, Andi Hadi Ibrahim Baso berada di barisan depan selain para tenaga medis yang berjibaku di rumah sakit menangani pasien.
Demi memutus mata rantai penyebaran yang begitu cepat, jenazah akibat virus Corona hanya boleh ditangani oleh petugas medis dengan protokol kesehatan yang sudah ada. Andi Hadi tergabung dalam Tim Penyelenggaraan Jenazah Covid-19 RSUD Daya Kota Makassar.
Jenazah tersebut akan dimandikan, disalatkan sesuai protokol kesehatan dan syariat Islam. “Saya terlibat langsung memandikan jenazah Covid, karena memang awal mulanya kami juga terlibat di aksi kemanusiaan di Palu, di NTB dan dimana saja ketika ada bencana kami turun dan memang kita biasa mengurus jenazah, diselenggarakan sesuai syariat dan agama,” kata Hadi, Selasa (28/4/2020).
Legislator Fraksi PKS Makassar itu menceritakan awal mula dirinya ikut terlibat langsung dalam mengurus jenazah Covid di Makassar. Ia diminta oleh pihak rumah sakit agar memandikan jenazah sesuai dengan protap yang berlaku.
“Karena tidak ada lagi orang yang mau mengurus jenazah Covid, kalau jenazah umum banyakji. Untuk mengurus jenazah Covid ini memang butuh keilmuan, sebab kami nggak mandikan dengan air, tapi kami tayammumkan sesuai edaran majelis ulama dan medis, tim yang saya gunakan juga tim ahli, para ustadz dan ustadzah, para hafiz dan hafizah,” ungkapnya.
Sebagai Koordinator Tim Penyelenggara Jenazah Covid-19, menurut Andi Hadi, panggilan kemanusiaan itu sangat membantu para tenaga medis dan dokter di rumah sakit, karena diperlukan tenaga ekstra untuk mengurus Jenazah Covid-19.
“Anggota dewan ini kan artinya pengabdian, saya terpanggil ini tidak menempatkan jabatan dalam menangani jenazah Covid ini, tapi betul-betul karena kemanusiaan,” tuturnya.
Dia juga menjelaskan bahwa, jenazah Covid harus ditangani secepat mungkin. “Saya bismillah saja memperbaiki niat dan turun langsung membantu, jadi 24 jam kami siap selalu, karena ini jenazah Covid tidak bisa lama, begitu dia meninggal nda bisa sampai satu jam harus cepat prosesnya,” bebernya.
Menjalani profesi tersebut, Andi Hadi hanya meminta Pemerintah agar memperhatikan para pemandi jenazah, para ustadz dan ustadzah yang ikut terlibat langsung dalam menangani korban akibat virus Corona.
“Bagi saya sih dikasih atau tidak dikasih, sudah cukuplah kehidupan saya. Tetapi anggota saya ini, satu kehilangan anggota bagi saya itu sangat riskan sekali ummat ini, mereka para penghafal Qur’an dan para da’i yang setia standby 24 jam dalam menangani jenazah covid,” demikian Hadi.