HERALDMAKASSAR.com, Dalam sepekan ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerikan semakin terpuruk, hingga 8 persen. Mata uang rupiah sudah berada di level 16.000 rupiah hal ini seperti terjadi disaat Indonesia mengalami krisis moneter tahun 1998.
Berdasarkan data Revinitif, Rupiah pada Senin masih ditutup pada level psikologis 14.000 terhadap dolar AS, tepatnya pada Rp 14.977. Namun pada Jumat, posisi rupiah terlempar ke level psikologis 16.000 menjadi Rp 16.040 per dolar.
Untuk mengantisipasi kondisi ini pihak Bank Indonesia (BI) pada Kamis (19/3/2020)terus bersiaga di pasar untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, melalui triple intervention yakni intervensi di pasar spot rupiah, pasar non-delivery forward (NDF) lokal, dan di pasar obligasi.
Melihat posisi rupiah dalam sepekan yang semakin terpuruk, dapat disimpulkan bahwa intervensi BI tidak cukup kuat untuk menahan terjangan arus dana keluar yang meninggalkan bursa Indonesia. Menurut BI, investor asing per 19 Maret mencatatkan capital outflow (dana keluar) senilai Rp 205 triliun.