Beranda Headline News Partai Golkar Terancam Kehilangan Peran di Pilkada Makassar

Partai Golkar Terancam Kehilangan Peran di Pilkada Makassar

HERALDMAKASSAR.com – Partai Golkar Sulsel terancam kehilangan peran di Pilkada Makassar. Ini setelah muncul isu bahwa siapapun yang mengenderai partai berlambang pohon beringin ini wajib menggandeng keluarga Nurdin Halid.

Analisis ini disampaikan Sekretaris Dewan Penasihat Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Kota Makassar, Attock Suharto.

Menurut Attock, isu wajib menggandeng keluarga Nurdin Halid sebagai calon wakil walikota, menjadi preseden buruk bagi Partai Golkar. Padahal, kata Attock, dalam setiap kontestasi, Partai Golkar tidak pernah kehabisan tokoh potensial.

“Dengan mematok wajib menggandeng keluarga NH, mengindikasikan partai ini tidak lagi dikelola dengan basis profesionalitas tapi lebih pada basis keluarga,” ujar staf pengajar UIN Palu ini.

Sebagai organisasi yang didirikan Partai Golkar, AMPI memiliki kewajiban untuk mengingatkan agar partai ini dikelola secara profesional dan mendorong figur-figur yang memang memiliki kana untuk memenangkan pertarungan.

Attock mengkalkulasi, dari batasan syarat pengajuan bakal calon, memaksa partai untuk melakukan koalisi. Sebab tidak satupun parpol yang bisa mengsung secara murni.

Dari pemberitaan di media, Attock menghitung, jika syarat yang diajukan Golkar tersebut diterapkan, maka nantinya tidak ada partai yang akan berkoalisi dengan Golkar.

“Dengan kata lain, Golkar akan ketinggalan kereta, dan tidak lagi memiliki peran untuk memainkan Pilkada,” ujar Attock.

Sejauh ini, hampir semua parpol telah membuka pendaftaran bakal calon. Sebagai partai pemenang pemilu di Makassar, Partai Nasdem justru memiliiki peran dominan untuk memainkan Pilkada.

“Partai ini cukup berkoalisi dengan PDIP, maka sudah bisa mengusung kader,” tandas Attock.

Jika merujuk pada koalisi Pilpres, maka Gerindra bakal berkoalisi dengan Demokrat dengan perolehan 11 kursi. Sementara, partai-partai basis Islam, juga akan menyatu. Yakni PPP, PKS dan PAN serta PKB.

Junlah kursinya mencapai 16 kursi. Jumlah ini lebih dari cukup untuk mengusung calon yang hanya mensyaratkan minimal 10 kursi.

Jika demikian, Golkar bakal gigit jari dengan hanya berkoalsisi dengan partai gurem seperti Hanura, Perindo dan Berkarya. Itupun dengan catatan, Hanura tidak memilih ke koalisi lain. Jika, Hanura berkoalisi dengan partai lain maka Golkar terancam tidak akan mengajukan calon.

(RAM)