Beranda Makassar 3 Faktor Ini Jadi Penyebab Turunnya Elektabilitas Danny Pomanto

3 Faktor Ini Jadi Penyebab Turunnya Elektabilitas Danny Pomanto

Danny Pomanto

HERALDMAKASSAR.com – Direktur Eksekutif PT Parameter, Ras MD mengatakan saat ini publik sedang membutuhkan figur alternatif selain Danny Pomanto menjadi Wali Kota Makassar di Pilwalkot 2020 mendatang.

Menurut Ras, ada tiga faktor yang menyebabkan sosok Danny Pomanto mulai tergerus elektabilitasnya, pasca menjabat sebagai Wali Kota Makassar periode 2014-2019.

Pertama, menurut Ras, persepsi kepuasan dibawah 70 persen. Berdasarkan survei Parameter pada Januari 2018 persepsi kepuasan masyarakat terhadap Danny Pomanto mencapai 84,3 persen.

“Per Agustus 2019 ini mengalami penurunan drastis hingga 67 persen, dengan turun hingga 17,3 persen,” kata Ras dalam konferensi persnya di Hotel Mercure, Kamis 12 September.

Faktor kedua, kata Ras, publik saat ini menilai persepsi keberhasilan Danny Pomanto saat menjabat sebagai Wali Kota dibawah 70 persen.

“Pada januari 2018 persepsi masyarakat keberhasilan Danny Pomanto mencapai 83 persen, tapi saat ini mengalami penurunan hanya mencapai 14,3 persen,” bebernya.

Kemudian, faktor ketiga, sejumlah aneka program populis Danny Pomanto dinilai gagal sebagai pemimpin Kota Makassar.

“Secara umum masyarakat menilai program Pak Danny soal Pete-pete smart itu gagal, hanya 9,60 persen yang menyatakan berhasil. Yang menyatakan tidak berhasil 36,40 persen, dan yang tidak tahu 54 persen,” kata dia.

Program lain yang dinilai gagal, kata Ras, adalah program APARONG. Masyarakat yang menilai program tersebut berhasil hanya 5 persen. 40 persen menyatakan program APARONG gagal total, selebihnya yang tidak tahu 55 persen.

Kemudian program Cabe Lorong. Secara umum, hanya 6,90 persen masyarakat menyatakan program tersebut berhasil, dan yang menyatakan gagal 51,10 persen. Selebihnya tidak tahu 42 persen.

Diketahui, Lembaga survei Parameter melakukan survei dan riset 10 bulan menjelang pendaftaran Pilwalkot Makassar 2020, dengan melibatkan 440 responden di kota Makassar.

Survei tersebut dilakukan pada tanggal 21 hingga 26 Agustus 2019. Undecided voters atau yang belum menentukan pilihan sebesar 20,7 persen, dengan margin of error kurang lebih 4,8 persen.